
Aji Dedi Mulawarman tengah berbincang dengan Fadli Zon (Doc. Istimewa)
Jakarta (4/6/2025) – Yayasan Peneleh Jang Oetama (YPJO) melakukan audiensi bersama Fadli Zon, Menteri Kebudayaan di kantornya membahas terkait Rekomendasi Kebudayaan “Basic Practice” dalam ranah pendidikan dan sains di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ari Kamayanti, Ketua YPJO menjelaskan berbagai hal. Termasuk visi, kiprah organisasi, pengenalan Paradigma Nusantara, serta rekomendasi kebudayaan yang selama ini dikembangkan YPJO.
Fadli Zon menyambut dengan hangat kedatangan YPJO, Fadli Zon juga mengatakan bahwa ia telah menerima rekognisi YPJO karena kementeriannya selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang meningkatkan Pemajuan Kebudayaan, serta sangat memahami urgensi untuk mencegah generasi amnesia budaya dan menjadikan budaya sebagai jangkar kejayaan peradaban Nusantara.
“Mereka mengusulkan integrasi budaya dalam kurikulum pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi., diplomasi budaya melalui riset berbasis Paradigma Nusantara, serta penguatan kaderisasi dan jejaring budayawan muda,” tulis Menteri Kebudayaan dalam unggahan instagram pribadinya.
Ketua Dewan Pembina YPJO, Aji Dedi Mulawarman juga berbincang asik dengannya. Ia memaparkan berbagai hal mengenai sejarah berdirinya YPJO dan tokoh yang menginspirasinya, yakni HOS Tjokroaminoto.
Selain Ari dan Aji, turut hadir pula perwakilan pengurus YPJO, yakni Koordinator Nasional Aktivis Peneleh, Ahmad Tsiqqif Asyiqullah. “YPJO terus berkomitmen untuk menjadikan nilai-nilai budaya sebagai fondasi utama dalam proses Pendidikan dan Sains. Ini adalah Langkah konkret menuju Indonesia yang lebih berbudaya secara kultural dan berpijak pada jati diri bangsa,” ungkapnya.
Acara diakhiri dengan pertukaran cinderamata, yakni buku-buku kebudayaan Nusantara yang menjadi bagian identitas Yayasan Peneleh Jang Oetama. (AM/Red)