
KORANPENELEH.ID – Operasi gabungan SAR yang bertujuan melakukan pencarian korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, telah resmi ditutup. Keputusan itu diberikan setelah empat korban yang tertimbun longsor berhasil ditemukan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim yang memimpin pencarian para korban tersebut. Mereka dibantu TNI, Polri, Basarnas dan unsur masyarakat setempat. Empat korban baru ditemukan pada Sabtu, 24 Mei 2025 sekitar pukul 16.00 WIB.
Keempat jenazah korban ditemukan di dalam timbunan material longsor setebal sekitar 3 meter. Posisi mereka berada di teras rumah yang telah berubah jadi timbunan material. Empat korban itu adalah Nitin Prawesti, 37; Thoriq Haidar Nafis, 2; Tulus, 65; dan Yatini, 50. Semuanya meninggal. Keempat jenazah korban longsor itu langsung dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek.
“Semua divisum dan pengecekan oleh tim kepolisian. Setelah itu, langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan,” kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, Sabtu 24 Mei 2025. Artinya, saat ini total sudah enam korban yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan tersebut. Dua korban adalah Yatemi, 65; dan Masinem, 83. Mereka ditemukan pada Kamis, 22 Mei 2025.
Baca juga: Tiga Tersangka Kasus Perundungan PPDS Undip Resmi Ditahan
Gatot mengaku mengalami berbagai kesulitan saat operasi pencarian. Tanah longsor masih sangat gembur. Kondisi itu membuat pengerahan alat berat menjadi berisiko tinggi, terutama terhadap kemungkinan terjadinya longsor susulan. “Kami sangat menghindari terlalu banyak pergerakan. Apalagi dengan alat berat. Bahkan, penggunaan penyemprotan air juga sangat dibatasi,” ungkap Gatot.
Menurutnya, penyemprotan air pada timbunan material bisa mengganggu stabilitas tanah dan memperbesar potensi longsor susulan. Bisa membahayakan keselamatan tim pencari.
Longsor yang terjadi pada Minggu, 19 Mei 2025, dini hari itu, disebabkan hujan deras yang mengguyur kawasan perbukitan di Kecamatan Bendungan sejak Sabtu, 18 Mei 2025, malam. Tanah yang labil dan kontur lereng yang curam menyebabkan guguran material menimpa sejumlah rumah warga di Dusun Kebonagung.
Tim SAR juga mengerahkan alat berat untuk membantu menyingkirkan timbunan tanah, batu, dan sisa reruntuhan bangunan. Namun, di beberapa titik yang sulit dijangkau, pencarian dilakukan secara manual dengan cangkul dan sekop oleh relawan dan warga.
Usai pencarian, perhatian kini beralih pada penanganan lanjutan dan mitigasi bencana. Akibat longsor tersebut, 24 rumah di tiga RT terdampak. Total 67 jiwa terkena dampak longsor itu. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya menyampaikan bahwa pemerintah provinsi akan membentuk tim teknis untuk melakukan kajian mendalam atas kondisi geologis di kawasan rawan bencana tersebut. (ABK/Red)