
KORANPENELEH.ID – Pada Senin (12/05) kesepakatan akhirnya dicapai oleh pihak Amerika Serikat dan Tiongkok. Mereka bersepakat untuk memangkas tarif impor satu sama lain dengan besaran 115 persen dalam kurun waktu 90 hari ke depan.
Kesepakatan ini akan berlaku mulai Rabu (14/05), di mana hal itu membuat tarif impor Amerika Serikat (AS) atas produk Tiongkok turun menjadi 30 persen. Adapun Tiongkok menurunkan bea masuk atas barang-barang dari AS menjadi 10 persen.
Sebagaimana diketahui bahwa sebelumnya Donald Trump, Presiden AS, menaikkan tarif terhadap sebagian besar barang asal Tiongkok hingga 145 persen. Tak mau kalah, Tiongkok pun membalas dengan menaikkan tarif sampai 125 persen.
Perang tarif telah memberi tekanan ekonomi pada kedua belah pihak. Surplus perdagangan Tiongkok dengan AS mencapai USD 295,4 miliar tahun lalu. Angka itu terus mengusik Trump. Akan tetapi, bea masuk yang tinggi juga mengancam ekspor Tiongkok yang tahun lalu mencetak rekor.
Baca juga: India dan Pakistan Saling Serang di Tengah Risiko Perang Antar Negara-Negara Nuklir
Setelah tensi cukup memanas, kedua pihak kemudian berunding di Jenewa, Swiss sejak Sabtu lalu. Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scottt Bessent, sementara Tiongkok diwakili oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng serta Li Chenggang.
Melalui pernyataan bersama, kedua negara menyepakati pembentukan mekanisme perundingan reguler yang diadakan bergiliran di masing-masing negara atau negara ketiga yang disetujui satu sama lain.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut perundingan tersebut sangat produktif dan positif. Kedua pihak saling menunjukkan rasa hormat. Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut perundingan di Swiss mencapai kesepakatan yang mengakomodasi kepentingan kedua negara dan kepentingan dunia secara umum.
Akan tetapi, pihak dari Beijing juga menyertakan nada peringatan. Mereka ingin Washington mau terus bekerja sana dengan mau mengoreksi praktik keliru berupa kenaikan tarif sepihak. Hal itulah yang sebelumnya disebut oleh Tiongkok sebagai praktik perundungan.
Berita gencatan tarif itu disambut oleh bursa saham di seluruh dunia. Indeks saham di Hongkong, misalnya melonjak 3 persen. Pun demikina bursa Paris naik 1,4 persen. Kurs dolar AS juga menguat terhadap euro, yen, dan poundsterling, sementara harga minyak turut naik sekitar tiga persen. (ABK/Red)