
Buku Pada Sebuah Kapal
Pada Sebuah Kapal karya NH. Dini, adalah cerita tentang pergolakan batin dan perjuangan seorang perempuan. Stigma, beban ganda, dan patriarki menjadi bumbu penyedap di dalam balutan proses pencarian jati diri si tokoh utama.
Cerita berawal dari seorang perempuan yang sedari kecil memiliki keluarga cemara di Kota Semarang. Hingga akhirnya, keluarga yang hangat itu semakin berubah seiring kedewasaan dan sepeninggal ayahanda.
Tokoh-tokoh utama dalam novel “Pada Sebuah Kapal” karya N.H. Dini adalah Sri, seorang penari, dan Charles Vincent, seorang diplomat Perancis., dan Michel Dubanton, seorang kapten kapal. Sri kemudian bertemu dengan Michel di kapal dalam perjalanan liburan, dan keduanya banyak menghabiskan waktu bersama, karena sama-sama dikecewakan dalam ikatan pernikahan.
NH. Dini menyajikan isu sosial, ekonomi, politik, feminisme dalam satu santapan yang apik. Pembaca tidak akan merasa digurui, karena kepandaiannya menata alur dan diksi. Kisah di bagian pertama yang mana Sri yang seorang penari dan penyiar radio, kerap terbentur oleh komentar negatif orang di sekelilingnya. Namun, tokoh Sri digambarkan sebagai tokoh yang berani menentang ketidakadilan, bersuara selagi ia merasa benar.
Resensi Cerita
Konflik puncak berawal dari meninggalnya Saputro, tunangannya yang seorang tentara angkatan udara, mengalami kecelakaan pesawat. Setelah kejadian itu, Sri jatuh-sejatuhnya, dunianya lebur seketika. Dalam upaya untuk segera mengobatinya, ia mengiyakan ajakan menikah oleh Charles Vincent, seorang diplomat Prancis, dan melepas kewarganegaan Indonesia.
Sri menetap di Kobe, Jepang menemani suaminya bertugas. Kisah cinta mereka yang awalnya manis, semakin lama semakin pahit. Bahkan digambarkan oleh Dini, betapa Sri tidak dimanusiakan oleh Vincent. Seiring berjalannya waktu, Sri yang pada mulanya berusaha sabar, semakin hari ia mulai muak dan melawan. Ia lakukan apa yang ingin ia lakukan, tanpa mengindahkan suaminya. Termasuk menari di acara kedutaan, meskipun suaminya tidak merestui. Sri mulai jarang di rumah dan menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan di luar.
Vincent kerap kali melakukan kekerasan verbal dan fisik. Ia yang saat itu dianugerahi satu momongan, ternyata tak bisa mengubah sifat asli Vincent. Larangan dan perlakuannya kepada Sri tidak bisa dibicarakan lagi. Berkali-kali Sri menjelaskan dan mengungkapkan isi hatinya, berkali-kali pula ia dikeceeakan. Hal ini membuat Sri haus akan kasih sayang dan cinta sejati. Pernikahan yang ia bayangkan sebuah bahtera yang damai, justru menjadi kebalikannya.
Pada suatu waktu, dalam perjalanan tanpa suaminya dari Saigon ke Marseille, Sri bertemu dengan Michel Dubanti , seorang kapten kapal yang berhasil memikat hatinya (hal 221). Sri yang pada awalnya sangat menjaga diri, pada akhirnya melabukan percikan kehangatan dan kelembutan yang telah lama tertimbun kepada kapten kapal yang telah memiliki dua anak itu.
Baca Juga tulisan Anik Meilinda yang lain:
Resensi Buku “Esok Jilbab Kita Dirayakan”
Kelebihan dan Kekurangan
Novel ini memiliki gaya sastra yang sangat lembut. Pemilihan katanya juga sangat rapi. Namun, saya sarankan untuk tidak dibaca bagi anak berusia 18 tahun ke bawah. Karena, mulai bagian kedua, cukup banyak digambarkan hubungan percintaan (perselingkuhan) antara Sri dan Michel di kapal.
Karya yang telah dicetak 13 kali sejak 1985 ini menyuguhkan pengalaman emosi dan sastra yang mendalam, namun bukan berarti tanpa kekurangan. Dini mengakhiri cerita dengan ambigu. Setelah pembaca diajak bergulat dengan emosi yang membara, Dini membuat pembaca banyak mempertanyakan akhir dari kisahnya. Hal ini membuat hati tidak tuntas dan ada sedikit kekecewaan di hati.
Pesan Moral
Pesan moral yang bisa dipetik dari kisah Sri adalah betapapun kompleks kehidupan ini, seyogyanya kita bisa bijak dalam mengambil keputusan. Tidak ada pembenaran atas perselingkuhan. Oleh karena itu, mulailah sesuatu dengan didasari kejujuran.
Sebelum memulai komitmen, apalagi pernikahan. Kita harus dengan kesadaran penuh bertanggung jawab dan siap menerima kompleksitas yang akan ditimbulkan. Jika pun di tengah perjalanan, ada perubahan dan sudah tidak sanggup lagi menerimanya, akhirilah hubungan itu sebelum memulai hubungan yang baru. Jangan sampai memperlarut dan malah merangkai cerita yang berpeluang menjadi trauma yang baru.
Identitas Buku
Judul Buku : Pada Sebuah Kapal
Nama Penulis : NH. Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 1985
Jumlah Halaman : 350 halaman
Penulis : Anik Meilinda