
KORANPENELEH.ID – Paus Fransiskus telah meninggal dunia pada Senin (21/04) di Vatikan. Umat Katolik di seluruh penjuru dunia pun berduka. Mereka berbondong-bondong datang ke Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum Sri Paus dimakamkan pada Sabtu pagi ini.
Dilansir oleh Vatican News, Sabtu (26/4/2025), Paus telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus sejak Rabu (23/4). Setelah kepadatan besar pengunjung, yang berjumlah total sekitar 250.000 orang selama tiga hari terakhir, Basilika Santo Petrus kosong saat pelayat terakhir memberikan penghormatan terakhir.
Paus yang telah meninggal disemayamkan di depan altar Confessio dalam peti jenazah kayu, dibungkus kasula merah, dengan mitra putih dan rosario digenggam di tangannya–peti jenazah diletakkan di permukaan tanah, tanpa katafalque. Ini adalah wasiat Paus Fransiskus sendiri.
Upacara, yang dipimpin oleh Kardinal Camerlengo Kevin Farrell dimulai dengan pembacaan dokumen yang mencantumkan tahapan kehidupan Jorge Mario Bergoglio dan kegiatan terpentingnya sebagai Paus. Disebutkan bahwa kenangan Paus ke-266 tetap berada di hati gereja dan seluruh umat manusia.
Di antara tonggak sejarah yang disebutkan adalah masa tinggalnya di Jerman pada akhir tahun 1980-an dan karyanya yang beragam di Argentina: “Dia adalah seorang pendeta yang sederhana dan populer di keuskupan agungnya, yang bepergian jauh dan luas, bahkan dengan metro dan bus. Dia tinggal di sebuah flat dan menyiapkan makanannya sendiri karena dia merasa seperti orang normal.”
Baca juga: Gempa Bumi Myanmar Sebabkan 1600 Orang Meninggal Dunia dan Ratusan Bangunan Berjatuhan
Uskup Agung Diego Ravelli membentangkan kain sutra putih di wajah Paus, sementara Kardinal-Camerlengo Farrell memerciki Fransiskus dengan air suci. Sebuah tas berisi koin dan medali yang dicetak selama masa kepausannya kemudian ditempatkan di peti jenazah bersama Paus.
Tutup peti jenazah seng kemudian ditempatkan, bersama dengan salib dan lambang Fransiskus dan sebuah plakat dengan nama Paus dan lamanya hidupnya serta pelayanan Petrus, sementara mazmur dinyanyikan.
Setelah peti mati seng disegel, segel Kardinal Camerlengo dan Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi, dan Kapitel Vatikan dicap. Peti mati kayu, yang memiliki salib dan lambang Paus yang telah meninggal, kemudian disegel. (ABK/Red)