
MALANG – Pengurus Pusat Aktivis Peneleh menyelenggarakan Pondok Kader Jang Oetama dalam momentum Ramadhan kali ini, sebuah agenda strategis yang bertujuan untuk memperkuat karakter aktivis melalui pembinaan intelektual, emosional, dan spiritual. Acara ini hadir sebagai kritik konstruktif atas fenomena gerakan aktivis yang dinilai semakin jauh dari nilai-nilai perjuangan sejati, baik dalam ranah ideologis maupun praksis gerakan.
Pondok Kader Jang Oetama ini dirancang untuk membentuk disiplin gerak pikir, batin, dan tindakan para Aktivis Peneleh. Seluruh kegiatan terintegrasi dalam rangkaian aktivitas harian yang padat, mencakup penguatan nilai religiusitas dan kebangsaan sebagai fondasi utama perjuangan aktivis. Kegiatan ini melibatkan kajian keislaman, refleksi ideologi kebangsaan, pelatihan kepemimpinan, hingga muhasabah diri yang berlangsung secara intensif.
Peserta yang mengikuti Pondok Kader Jang Oetama kali ini berasal dari berbagai regional di Indonesia, termasuk Medan, Makassar, Probolinggo, Sumenep, dan Jombang. Kehadiran peserta dari latar belakang dan wilayah yang beragam ini memperkaya dinamika diskusi dan memperkuat jaringan Aktivis Peneleh secara nasional.
Ahmad Tsiqqif Asyiqulloh, Koordinator Nasional Aktivis Peneleh, dalam wawancara bersama Koran Peneleh menyampaikan bahwa Pondok Ramadhan ini merupakan bagian dari strategi penguatan kader yang lebih terstruktur dan terarah.
Baca juga: Perkuat Tjokroisme, Aktivis Peneleh Gelar Kajian Rutin selama Bulan Ramadhan
“Kami melihat bahwa banyak gerakan aktivis hari ini kehilangan arah karena tercerabut dari akar nilai perjuangan yang sebenarnya. Pondok Kader Jang Oetama ini adalah bentuk respons terhadap situasi tersebut, dengan membentuk kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan ketajaman dalam membaca realitas sosial,” jelas Tsiqqif.
Tsiqqif juga menekankan pentingnya penguatan nilai kebangsaan dalam gerakan aktivis. “Nilai keislaman dan kebangsaan adalah dua pilar utama yang harus menjadi landasan dalam setiap gerakan aktivis. Melalui kegiatan ini, kami menanamkan kesadaran bahwa perjuangan aktivis tidak hanya soal gerakan fisik, tetapi juga penguatan ideologi yang berakar pada nilai-nilai Islam dan kebangsaan,” tambahnya.
Salah satu peserta dari Makassar, La Ode Sapiansyah, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak pelajaran berharga dalam memahami makna perjuangan yang sesungguhnya. “Kami di sini tidak hanya belajar teori, tetapi juga dididik untuk menerapkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah pembelajaran yang sangat mendalam,” ujarnya.
Pondok Kader Jang Oetama ini diharapkan mampu mencetak kader yang memiliki disiplin tinggi dalam berpikir, berperilaku, dan bertindak. Dengan selesainya kegiatan ini, para Aktivis Peneleh diharapkan mampu menjadi pionir perubahan di tengah masyarakat, membawa semangat keislaman dan kebangsaan dalam setiap gerakan dan tindakan. (JH/Red)