Trump Ancam Pengenaan Tarif 100% untuk Negara-Negara BRICS Jika Melemahkan Dolar AS

KORANPENELEH.ID – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan mengancam akan mengenakan tarif 100% kepada negara-negara yang tergabung dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia, China, Afrika Selatan, dan negara pengamat lainnya) jika mereka berusaha melemahkan posisi dolar Amerika Serikat.

Ancaman ini dikeluarkan Trump setelah pertemuan negara-negara BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober 2023, yang salah satunya membahas potensi pengurangan ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi internasional.

Trump menyatakan bahwa kebijakan ekonomi BRICS yang mencoba mengurangi penggunaan dolar AS atau menggantinya dengan mata uang lain akan sangat merugikan posisi ekonomi Amerika Serikat. Ia menuntut agar negara-negara anggota BRICS berkomitmen untuk tidak menciptakan atau mendukung mata uang baru yang dapat menggantikan dolar dalam perdagangan internasional.

Selain itu, Trump juga menekankan bahwa Amerika Serikat tidak akan tinggal diam jika BRICS terus mendorong penguatan mata uang lokal sebagai alternatif untuk transaksi internasional.

“Jika mereka (negara-negara BRICS) berusaha melemahkan dolar Amerika Serikat, kami tidak akan ragu untuk mengenakan tarif 100% pada barang-barang mereka. Dolar AS adalah mata uang utama dunia, dan kami akan mempertahankan posisinya,” tegas Trump dalam sebuah konferensi pers yang disampaikan secara langsung.

Ancaman ini tentunya menjadi perhatian serius bagi negara-negara BRICS yang sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Dalam pertemuan di Kazan, beberapa negara anggota BRICS, seperti Brasil dan India, mengusulkan untuk memperkuat penggunaan mata uang lokal mereka dalam perdagangan antarnegara, yang bertujuan untuk menurunkan ketergantungan terhadap dolar AS.

Baca juga: Justin Trudeau Putuskan Mengundurkan Diri sebagai Perdana Menteri Kanada Imbas Tekanan yang Menguat dari Berbagai Pihak

Pada tahun 2023, Brasil, yang dipimpin oleh Presiden Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, memulai inisiatif untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS di kawasan Amerika Selatan. Hal ini terkait dengan strategi yang diusung oleh BRICS untuk mempromosikan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan antarnegara.

Lula Da Silva mengusulkan agar negara-negara di kawasan tersebut memperkuat penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, mengurangi ketergantungan pada dolar yang selama ini mendominasi transaksi global.

India, yang juga merupakan anggota BRICS, menunjukkan dukungan terhadap upaya tersebut dengan mengembangkan sistem pembayaran alternatif menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan. Negara ini berharap dapat menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien dan mengurangi biaya transaksi yang tinggi akibat penggunaan dolar AS.

China, sebagai ekonomi terbesar di kawasan BRICS, juga telah lama mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan internasional. Sejak beberapa tahun terakhir, China telah berusaha untuk mempromosikan yuan sebagai mata uang global dengan meningkatkan penggunaan mata uangnya dalam perdagangan bilateral, khususnya dengan negara-negara di Asia dan Afrika.

Namun, upaya-upaya ini mendapat tantangan dari Amerika Serikat, yang tidak hanya mengandalkan dolar sebagai alat pembayaran global, tetapi juga menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk memastikan dominasi dolar di pasar internasional. Trump, dalam pernyataan terbarunya, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan negara-negara BRICS atau pihak lain menggantikan dolar AS dengan mata uang lain.

Indonesia, yang juga merupakan bagian dari upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, telah mengambil langkah-langkah nyata dalam mempromosikan transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dalam perdagangan internasional.

Pada tahun 2023, Bank Indonesia melaporkan bahwa transaksi menggunakan mata uang lokal antarnegara meningkat 48,84% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai sekitar 6,4 miliar dolar AS.

Ancaman tarif 100% yang dikeluarkan Trump memperburuk ketegangan antara Amerika Serikat dan negara-negara BRICS. Meskipun demikian, upaya BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS menunjukkan bahwa pergeseran kekuatan ekonomi dunia semakin nyata. Ke depan, persaingan antara dolar AS dan mata uang alternatif dari BRICS mungkin akan semakin sengit, dengan dampak besar bagi perekonomian global.

Dunia kini menyaksikan fase baru dalam dinamika ekonomi internasional, di mana negara-negara dengan kekuatan ekonomi besar berusaha mencari jalan untuk mengurangi ketergantungan pada satu mata uang yang dominan, sambil menjaga stabilitas perdagangan dan hubungan internasional yang semakin kompleks. (JH/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *