
Setiap nafas, setiap langkah yang kita ambil,
Membawa beban yang tidak bisa kita hindari.
Momen ini rapuh, dan sepertinya,
Seperti kita sedang berjalan melalui mimpi yang memudar.
Pegang erat-erat, jangan lepaskan,
Waktu adalah sungai dengan aliran yang stabil.
Kami hanya mendapatkan percobaan terakhir ini,
Sebelum menghilang ke langit.
Ini adalah kesempatan terakhir, waktu yang berharga,
Untuk meninggalkan bekas, garis yang sempurna.
Tidak ada tembakan kedua, tidak ada isyarat mundur,
Ini adalah kesempatan untuk menyelesaikannya.
Gema hening di malam hari,
Ingatkan kami berdua bahwa tidak apa-apa.
Tapi begitu hilang, tidak ada jalan kembali,
Dalam cahayanya, kita harus terbakar.
Bintang-bintang sejajar sekali saja untukmu,
Jangan biarkan momen ini berlalu begitu saja.
Kita berdiri di depan tepi takdir,
Jadi ambillah lompatan, sebelum terlambat.
Ini adalah kesempatan terakhir, waktu yang berharga,
Untuk meninggalkan bekas, garis yang sempurna.
Tidak ada tembakan kedua, tidak ada isyarat mundur,
Ini adalah kesempatan untuk menyelesaikannya.
Dalam setiap nafas, dalam segala hal,
Kita hidup untuk saat-saat seperti hari ini.
Karya: Anik Meilinda
Baca juga: Puisi yang Manis