KORANPENELEH.ID – Dunia bulutangkis Indonesia patut berterima kasih kepada Gregoria Mariska Tunjung. Pasalnya, ia menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang masih bertahan hingga babak semifinal dan kemudian menyumbangkan medali perunggu untuk cabor bulutangkis.
Pencapaian ini juga menjadi angin segar bagi sektor tunggal putri setelah enam belas tahun lamanya absen dalam menyumbangkan medali di gelaran Olimpiade. Sebelumnya, tunggal putri terakhir yang memperoleh medali ialah Maria Kristin Yulianti dalam perhelatan Olimpiade Beijing tahun 2008.
Apa yang diraih perempuan kelahiran Wonogiri tersebut juga menjadi sumbangan medali pertama untuk kontingen atlet Indonesia yang berlaga dalam Olimpiade Paris 2024. Hingga hari Senin (05/08), perolehan medali masih nihil hingga kemudian Gregoria Mariska Tunjung menyumbangkan medali perunggu.
Kesempatan Gregoria untuk melaju ke babak final sebenarnya terbuka cukup lebar saat ia berhasil merebut set pertama ketika menghadapi tunggal putri nomor satu dunia yang juga menjadi unggulan pertama dalam gelaran Olimpiade, An Se Young dari Korea Selatan.
Sempat memimpin 21-11 pada set pertama, An Se Young ternyata mampu bangkit dan merebut dua set selanjutnya dengan skor 21-13 dan 21-16. Kekalahan ini tentu membuat Gregoria seharusnya bertanding dalam pertandingan untuk perebutan medali perunggu melawan Carolina Marin dari Spanyol.
Akan tetapi, karena cedera parah yang dideritanya saat laga semifinal melawan He Bing Jao dari Tiongkok, pertandingan perebutan medali perunggu ditiadakan dan langsung diberikan kepada Gregoria Mariska Tunjung. Prestasi ini tentu menjadi penyelamat muka Indonesia dalam cabor bulutangkis yang digadang-gadang bisa meraih medali ems dalam Olimpiade Paris 2024.
Secara keseluruhan, raihan atlet bulutangkis yang berlaga di Olimpiade kali ini terbilang cukup mengecewakan, untuk tidak mengatakan gagal total. Hal ini dikarenakan mayoritas pemain yang bertanding sejatinya berada dalam fase puncak usianya untuk bisa berprestasi dalam kompetisi yang dihelat empat tahun sekali tersebut.
Dari sektor tunggal putra, Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang sempat mengejutkan dunia dengan menciptakan All Indonesian Final dalam gelaran All England 2024 ternyata di luar perkiraan harus tersingkir dalam penyisihan grup.
Setali tiga uang, hal itu juga dialami Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti dari sektor ganda putri, serta Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari mewakili sektor ganda campuran. Sementara itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus kembali menelan pil pahit karena kalah dengan skor tipis dalam perempat final melawan Liang Weikeng/Wang Chang dari Tiongkok. (ABK/Red)
Baca juga: Terduga Teroris di Kota Batu Pernah Beli Bahan Peledak, Terpapar Radikalisme dari Media Sosial