
Foto Galih saat sedang memantik diskusi. Doc: Istimewa
KORANPENELEH.ID- Lembaga Pengkaderan Jang Oetama lakukan kajian rutin. Kajian yang mengangkat tema “Alam Bukan Objek, Alam Sama Dengan Kita”. Tema ini muncul dari kegelisahan Aktivis Peneleh melihat kerusakan alam yang terjadi saat ini. Menurutnya, Aktivis Peneleh harus berpartisipasi dalam menjaga alam.
Kepala Aktivis Peneleh, Anang Galih selaku pematik diskusi, menerangkan bahwa kerusakan alam yang terjadi saat ini akibat manusia tidak berpegang teguh pada tali-tali Allah. Ia menyampaikan “konsekuensi dari Menembah Gusti salah satunya ialah kita harus berpegang teguh kepada ayat-ayat Allah. Sayangnya hari ini manusia banyak yang tidak lagi berpegang teguh kepada tali-tali Allah,” papar Galih (30/05/2024).
Menurutnya kerusakan alam telah terjadi dimana-mana. Atas dalil ekonomi, manusia merusak alam secara masif. Setiap tahun, Papua, Kalimantan, Sumatera dan daerah lainnya kehilangan ratusan hektar hutan.
“Daerah batu dulu sangat dingin, sekarang karena hutan sudah mulai dibabat, jadi mulai memanas. Aktivis harus memengambim peran,” harap Galih.
Baca juga artikel tentang menjaga alam dari WALHI.
Aktivis Peneleh melalui program Jalan untuk Nusantara (JANUR) telah memulai gerakan untuk menyelamatkan Bumi Nusantara. Untuk itu Galih meminta Aktivis Peneleh kembali menggerakkan JANUR di regional masing-masing.
Peneleh sudah mendesain dan memulai gerakan penyelamatan alam melalui gerakan JANUR, salah satunya melalui program pemuliaan tanah Nusantara. Gerakan ini sebagai salah satu wujud dari memenuhi perintah Allah dalam al-Qur’an, Galih berharap Aktivis Peneleh harus berperang teguh pada Al-Qur’an.(AM/Red)
Baca juga : Dita Faisal : Menunjukkan Jiwa Nasionalisme dengan Menjaga Alam