Peneleh Indonesia hingga CENPRIS Malaysia Ajak Masyarakat Perjuangkan Kebangkitan Nusantara

KoranPeneleh.id- Pada hari Kamis, 16 Mei 2024 lalu, Peneleh Research Institute berkolaborasi dengan beberapa pihak mengadakan Talkshow bertajuk Urgensi Metodologi Nusantara bersama para pakar disiplin ilmu lintas sektoral. Kegiatan ini juga menandai peluncuran Jurnal Ilmu Pengetahuan Nusantara (JIMPITAN) yang edisi pertamanya telah terbit pada semester pertama tahun ini.

Talkshow yang berlangsung di studio Siniar Satu Nusantara (16/05) menghadirkan tiga pembicara, yakni Assoc Prof. Dr. Aji Dedi Mulawarman (Expertise Board Peneleh Research Institute & Dosen Universitas Brawijaya), Prof. Madya. Dr. M. Reevany Bustami. (CenPRIS-, Nusantara Malay Archipelago Research, Universiti Sains Malaysia), dan Ismail Lutfi, M.A. (Ketua Komda Jatim Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Komda Jawa Timur & Dosen Universitas Negeri Malang).

Talkshow yang dimoderatori secara langsung oleh Assoc. Prof. Dr. Ari Kamayanti (Ketua Yayasan Peneleh Jang Oetama) tersebut menyoroti tentang dominasi barat atas cara berpikir manusia Nusantara. Dominasi tersebut lahir dari perguruan tingga hingga berdampak pada konstruksi politik dan ekonomi (baca: kesejahteraan) kita. Hal tersebut diungkapkan oleh ketiga pembicara secara bergantian.

“Perguruan tinggi kita masih banyak mengadopsi ilmu luar (Barat) daripada ilmu nusantara. Ini patut disayangkan, kita didominasi oleh barat bukan oleh nilai-nilai nusantara kita,” ungkap Ismail Lutfi. Dominasi tersebut kemudia berdampak pada politik nasional yang hancur-hancuran.

Ada tiga dampak dari dominasi barat atas ilmu pengetahuan. Pertama, ialah dominasi nilai-nilai barat dalam ruang-ruang pemikiran, sehingga akibatnya politik kita menjadi politik yang sangat liberal, one man one vote. “Berbasis kompetisi, saling makan, maka wajar politik hancur-hancuran, terang Aji Dedi Mulawarman dengan lugas.”

Selain dampak tersebut, Prof. Revvany mengungkapkan ada tiga dampak lain dari dominasi Barat atas Nusantara dalam ruang-ruang masyarakat. “Konstruksi sosial budaya yang liberal, standar kehidupan, dan kesejahteraan, jelas Guru Besar Universiti Sains Malaya tersebut.”

Pada akhirnya, ketiga pembicara yang menemani diskusi sore itu mengajak masyarakat luas untuk kembali menguatkan nilai-nilai Nusantara, bahwa kedaulatan Nusantara sebagai salah satu peradaban yang besar haruslah diperjuangkan.

Baca juga: Gebrakan dari Talkshow Internasional Urgensi Metodologi Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *