Talkshow Internasional Urgensi Metodologi Nusantara diadakan guna membangun wadah gerakan bersama berdaulat atas ide. Acara ini juga bertujuan menyadarkan pola pikir masyarakat perihal pemikiran kita ayang masih “dipenjara” cara pikir barat.
“Berpikir Barat layaknya Comte, Hegel, Nietzsche, Habermas, Foucault, dan lainnya? Dan Ini seperti membangun ilmu dan praktik di Bumi Nusantara, dengan nilai yang tak selalu sama bahkan bertentangan dengan nilai luhur Nusantara,” ungkap Novrida, Direktur Peneleh Research Institute (PRI).
Acara yang diselenggarakan atas kerja sama antara Pusat Studi Ilmu Pengetahuan (PADI) Nusantara Peneleh Research Institute (PRI), Nusantara Malay Archipelago Research (CENPRIS) Universiti Sains Malaysia, Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, dan SMA Islam Internasional Bani Hasyim ini berlangsung pada Kamis (16/5/2024) secara online dan offline (hybrid).
Talkshow yang berlangsung di studio Satu Nusantara tersebut menghadirkan tiga pembicara Assoc Prof. Dr. Aji Dedi Mulawarman (Expertise Board Peneleh Research Institute & Dosen Universitas Brawijaya), Prof. Madya. Dr. M. Reevany Bustami. (CenPRIS-, Nusantara Malay Archipelago Research, Universiti Sains Malaysia) dan Ismail Lutfi, M.A. (Ketua Komda Jatim Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Komda Jawa Timur & Dosen Universitas Negeri Malang).
Serangkaian kegiatan PADI Nusantara merupakan salah satu bentuk konkret dari sekian banyak agenda PRI yang berkontribusi dalam upaya mewujudkan kemandirian (zelfbestuur) bangsa, sejalan dengan visi PRI yaitu menjadi badan riset religius, terkemuka, berintegritas, dan berpihak pada pemberdayaan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kemandirian (zelfbestuur) bangsa.
“PRI memandang bahwa kemandirian (zelfbestuur) hanya dapat dicapai jika setiap pemangku kepentingan menyadari peran mereka sebagai pemantik untuk hijrah (perubahan), dan PRI telah melaksanakan agenda besar mulai dari tingkat Nasional dan Internasional. Hingga saat ini PRI akan melaunching jurnal ketiga, yakni Jurnal Ilmu Pengetahuan Nusantara (JIMPITAN),” lanjut Novrida. (Red)