Bijak Memilih : Platform Digital Penuntun Generasi Z dalam Pemilu 2024

Ingrid Tresia

Indonesia akan segera menggelar pesta demokrasi Pemilihan Umum yang akan diselenggarakan pada Februari 2024 mendatang. Pesta demokrasi 5 tahunan ini akan berbeda dari yang sebelumnya. Berdasarkan hasil Data Pemilih Tetap (DPT) yang telah dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat 204.807.222 pemilih yang ikut meramaikan pesta demokrasi. KPU mencatat sebanyak 56% pemilih pemilu 2024 didominasi oleh para pemilih muda yaitu kelompok generasi z dan milenial.

Generasi z punya andil besar terhadap pemilu tahun 2024, namun generasi z seringkali disebut sebagai generasi yang apatis terhadap politik. Sejatinya generasi z yang merupakan pemilih pemula bukanlah tidak peduli terhadap isu-isu sosial dan politik. Generasi z justru merupakan generasi yang sudah melek akan berbagai isu di dunia. Melalui pemanfaatan media sosial, generasi z menyampaikan kritik mereka terhadap isu sosial, lingkungan, kemanusiaan, serta isu politik. Kelompok generasi ini merasa tidak puas terhadap partai politik serta politisi yang tidak dapat mewakili suara atau aspirasi mereka, seperti yang tercatat dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 2021. Mereka takut jika salah memilih pemimpin yang tidak dapat mengomunikasikan kebutuhan generasi mereka dengan jelas dan tepat. Sangatlah diperlukan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap masalah yang dihadapi generasi mereka. Bukan hanya pemimpin yang memanfaatkan atensi dari generasi z untuk memenangkan pemilu di tahun 2024.

Generasi ini juga memiliki pemahaman bahwa politik yang mereka kenal merupakan hal ‘kotor’. Akibat berita politik negatif yang mereka konsumsi dari media membuat generasi ini merasa bahwa politik bukanlah hal yang baik. Banyaknya berita tentang praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang dilakukan oleh para politisi dan pejabat pemerintah membuat mereka kecewa. Hal tersebut memudarkan kepercayaan generasi z terhadap politik. Menurut mereka politik merupakan sesuatu yang menguntungkan satu pihak saja dan tidak memiliki manfaat terhadap masyarakat biasa. Selain itu munculnya ‘black campaign’ membuat generasi muda yang memiliki pemahaman minim tentang politik mudah terpengaruh persepsi negatif terhadap politik.

Sebagai generasi digital native atau generasi yang tumbuh dan berkembang dengan internet membuat generasi z menjadi lebih kritis dan skeptis terhadap daripada generasi sebelumnya. Berbekal teknologi, mereka dengan mudah mengakses dan mengonsumsi informasi politik. Mereka juga dapat dengan mudah  mempengaruhi dan memantau perkembangan pemilu. Namun, generasi ini juga berpotensi menjadi generasi yang apatis terhadap politik. Maka dari itu dibutuhkan edukasi politik yang dapat kembali membangun kepercayaan generasi z terhadap politik. Platform digital dapat menjadi wadah untuk menyebarluaskan edukasi seputar politik. Hadirnya platform “Bijak Memilih” menjadi jawaban atas kebutuhan para generasi muda saat ini yang membutuhkan informasi lengkap seputar isu pemilu 2024.

Apa itu Bijak Memilih?

Melansir dari laman resminya, Bijak Memilih merupakan situs edukasi politik yang diinisasikan oleh Think Policy dan What Is Up Indonesia (WIUI) secara independen.  Think Policy menyediakan fungsi sekretariat secara keseluruhan sebagai badan hukum, dan bersama dengan WIUI, menjalankan Bijak Memilih di bidang riset, platform, acara, media sosial, dan kemitraan. Situs ini bertujuan agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat membuat pilihan berdasarkan informasi yang berkualitas. Platform yang terbentuk sejak awal tahun ini ingin membantu para pemilih pemula yang akan melakukan pemilu pertama mereka. Bijak Memilih ingin memastikan generasi muda dapat menyiapkan pemilu 2024 dengan baik dan melakukan pilihan dengan bijak.

Platform yang dibuat oleh Andhyta Firselly Utami bersama dengan Abigail Limuria itu mencakup rekam jejak partai politik, program yang pernah mereka dukung, daftar calon legislatif dan capres-cawapres, ideologi partai, serta isu-isu yang menjadi perhatian partai politik tersebut. Melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga dan organisasi, Bijak Memilih menyajikan data akurat yang dibutuhkan oleh para pemilih pemilu. Adapun lembaga yang bekerja sama meliputi, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Database Indonesia Corruption Watch (ICW). Bijak Memilih juga melakukan riset terhadap informasi yang akan mereka sampaikan. Data dan fakta yang disampaikan juga merupakan data terbaru. Pada platform juga diberikan penjelasan tentang sumber dan akurasi data yang dapat dilihat di disclaimer website.

Bijak Memilih memiliki berbagai fitur yang membantu pemenuhan kebutuhan informasi pemilih serta tiga informasi utama. Adapun tiga informasi utama tersebut meliputi, bijak memilih partai, bijak memilih isu, dan bijak memilih kandidat presiden dan wakil presiden. Bijak Memilih Isu terdiri dari 5 kategori yang menjadi pembahasan penting di kalangan generasi muda. Pada bagian isu terdapat juga informasi tentang voting histori partai politik terhadap undang-undang yang mendukung isu tersebut. Terdapat juga fitur Quiz yang membantu calon pemilih mengetahui isu mana yang penting bagi mereka. Selanjutnya ada Bijak Memilih Partai yang berisi informasi tentang data lengkap kegiatan partai politik, organisasi, ideologi, isu-isu yang didukung, representasi kesetaraan gender dan kelompok muda, proporsi partai dalam pemerintahan, track record partai dalam kasus korupsi. Selama ini yang menjadi fokus utama hanyalah tokoh atau kandidat pemilu tanpa melihat bagaimana partai politik itu berjalan padahal kandidat akan berjalan seturut dengan kekuasaan dan sistem fraksi partai politiknya.

Bijak Memilih Presiden berisi informasi seputar track record seluruh kandidat calon presiden dan calon wakil presiden. Informasi tersebut berupa profil, pencapaian, serta kontroversi yang berhubungan dengan kandidat. Selain hal tersebut terdapat juga gagasan dan visi misi pasangan serta komparasi isu dan gagasan dari setiap pasang kandidat. Bijak Memilih juga memiliki fitur Pemilu 101 yang memberikan edukasi singkat terkait pemilu, lembaga negara, dan partai politik menjelang Pemilu 2024. Platform ini bersifat independen sehingga fitur serta informasi utama yang disampaikan bukanlah berasal dari media partisan yang bertujuan menggiring opini terhadap pihak tertentu. Sehingga para pemilih muda tidak lagi memilih berdasarkan otoritas dan politik identitas.

Sehubungan dengan kehadiran platform digital Bijak Memilih membuktikan bahwa demokrasi terus berjalan di Indonesia. Bijak Memilih merupakan wujud nyata ruang publik Habermas. Teori ruang publik Habermas merupakan teori tentang ruang publik sebagai tempat yang bebas dan terbuka untuk komunikasi dan diskusi publik. Generasi muda dapat menyatakan opini mereka secara diskursif tanpa adanya pengaruh dari kekuasaan pemerintah dan kekuatan ekonomi. Memanfaatkan internet dan teknologi, website Bijak Memilih termasuk ke dalam ruang publik modern. Dalam website Bijak Memilih tidak hanya menampilkan prestasi dan capaian partai politik dan kandidat capres dan cawapres saja. Selaras dengan itu kontroversi serta kasus yang melibatkan partai politik serta kandidat juga ditampilkan, bahkan terdapat informasi mantan narapidana yang dicalonkan maju di Pemilu 2024. Hadirnya Bijak Memilih membantu generasi z untuk menentukan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dengan lebih tepat. Generasi z dapat mengikuti pesta demokrasi dengan membuat pilihan yang lebih bijak dan bebas dari diskusi politik identitas di Pemilu 2024 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *