Generasi Z, generasi yang lahir di antara pertengahan tahun 1990-an dan awal tahun 2010-an, merupakan generasi yang paling update dengan segala informasi yang beredar di seluruh dunia. Generasi Z lahir di tengah perkembangan kehidupan teknologi yang semakin maju, sejak kecil mereka terbiasa dan sangat terhubung dengan teknologi dan digital sehingga hal ini seakan menjadi bagian alami dari kehidupan mereka. Generasi Z tumbuh beriringan dengan kemajuan teknologi dan bahkan identitas mereka sering dikaitkan dengan teknologi.
Teknologi sudah menjadi suatu hal yang sangat dekat dan tidak asing bagi Generasi Z. Seiring berjalannya waktu, teknologi memberikan pengaruh pada berbagai aspek kehidupan Generasi Z saat ini. Hal itu disebabkan oleh teknologi awalnya memberikan banyak manfaat dan kemudahan pada Generasi Z, seperti cara berkomunikasi, bermain, belajar, dan bahkan berbelanja saat ini dapat melalui platform online. Namun, hal ini tanpa disadari merubah cara mereka menerima informasi, berkomunikasi, dan membentuk identitas mereka.
Teknologi telah memengaruhi cara Generasi Z berinteraksi dengan orang lain. Saat ini, mereka cenderung lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berbicara secara langsung. Hal ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara verbal dan membentuk hubungan interpersonal yang kuat.
Selain itu, penggunaan media sosial juga memengaruhi cara Generasi Z memandang diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka sering terpapar pada standar kecantikan yang tidak realistis dan gaya hidup yang glamor di media sosial, yang dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dalam hal pendidikan, teknologi juga telah mengubah cara Generasi Z belajar. Mereka memiliki akses ke berbagai sumber informasi melalui internet, dan seringkali menggunakan teknologi untuk belajar secara mandiri melalui video pembelajaran, aplikasi edukasi, dan platform e-learning.
Secara keseluruhan, teknologi telah memainkan peran besar dalam mengontrol kehidupan Generasi Z. Mungkin saat ini Generasi Z merasa bahwa mereka memiliki akses yang luas dan terbiasa dengan teknologi, sehingga mereka merasa dapat mengontrol penggunaan teknologi. Namun, tanpa mereka sadari mereka sering kali tergoda untuk menggunakan teknologi secara berlebihan, seperti menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, baik itu untuk berkomunikasi, bermain, atau berbelanja.
Teknologi juga memberikan banyak perubahan pada kehidupan generasi Z, salah satunya karakteristik Generasi Z. Saat ini, Generasi Z dikenal dengan karakteristik mereka yang konsumtif, labil, dan FOMO (Fear of Missing Out). Karakteristik ini tidak lain dan tidak bukan hadir karena adanya pengaruh teknologi.
Teknologi mendorong perilaku konsumtif dengan memfasilitasi akses mudah ke berbagai produk dan layanan melalui internet. Teknologi juga memperkuat FOMO dengan memungkinkan Generasi Z untuk terus-menerus memantau kehidupan orang lain melalui platform media sosial. Selain itu, teknologi juga dapat membuat Generasi Z menjadi lebih labil dalam mengelola emosi dan kesehatan mental yang disebabkan oleh paparan terus-menerus terhadap konten negatif di media sosial.
Teknologi memainkan peran yang signifikan dalam membentuk perubahan dalam gaya hidup Generasi Z. Kabar baiknya, Generasi Z yang cerdas memanfaatkan teknologi mampu memanfaatkan teknologi dengan memberikan gebrakan baru, mereka seringkali aktif dalam gerakan sosial dan politik dengan menggunakan teknologi sebagai wadah mereka untuk menyuarakan hak dan pendapat mereka dalam menyikapi suatu kejadian/fenomena. Generasi Z juga cenderung melakukan pembelian online yang secara tidak langsung berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital.
Nyatanya, teknologi memberikan perubahan gaya hidup yang baik pada Generasi Z apabila mereka mampu menyerap dan menyaring asupan teknologi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dalam gaya hidup Generasi Z yang bergeser menuju nilai-nilai yang lebih progresif, inklusif, dan bertanggung jawab secara lingkungan.
Namun, bagi Generasi Z yang hanya mampu menyerap teknologi tanpa menyaring asupan teknologi yang diberikan, mereka mungkin menjadi terlalu bergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang dapat mengakibatkan ketergantungan dan kesulitan untuk mengatur penggunaan teknologi pada dirinya.
Apabila hal itu terjadi, maka Generasi Z tersebut sudah dalam kontrol teknologi, ke mana teknologi itu membawa maka mereka akan mengikutinya seperti terbawa arus. Ini memungkinkan mereka untuk bergantung pada teknologi untuk hampir semua aspek kehidupan mereka.
Jadi, penting bagi Generasi Z untuk tidak hanya menyerap teknologi secara buta, tetapi juga belajar menyaring informasi dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Ini termasuk membatasi waktu layar dan memilih konten yang sehat dan bermanfaat. Dengan pendekatan yang lebih bijaksana terhadap penggunaan teknologi, Generasi Z akan mampu berjalan beriringan dan mengimbangi teknologi.
Penulis: Al-senna Mareska mahasiswa UPN Veteran Jakarta.
(Gemar menulis dan merangkai cerita menjadi sebuah karya)