
Doc. Panitia
Syaikh Zainuddin Bin Muhammad Baidhowi as-Sumbawi merupakan guru ulama’ Nusantara yang dahulu pernah belajar di Mekkah. Salah satu santri beliau ialah Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain mengajar di Mekkah, Syaikh Zainuddin bin Muhammad Baidhowi as-Sumbawi aktif menulis (mesyarah) kitab. Kitab karangan beliau antara lain Sirojul Huda dan Minhajus Salam.
Sirajul Huda ila Bayani Aqaidit Taqwa yang berarti “Pelita Petunjuk Para Ahli Taqwa” ini diselesaikan oleh Dea Guru pada 1885M. Kitab ini adalah Syarah dari Ummul Barahin karya Imam Sanusi Al Maliki 1490M yang menjadi dasar aqidah bermadzab Syafi’i.
Kitab dengan bahasa Melayu tersebut tidak banyak di kaji oleh orang Indonesia, tetapi banyak di kaji diberbagai negara seperti Malaysia, Thailand dan Kamboja. Bahkan sejak anak-anak di beberapa negara tersebut telah diajarkan kitab Sirajul Huda. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Tuan Guru Ahmad Rozaini.

“Sejak kami bujang, bahkan sejak anak-anak di masjid dan surau telah banyak diajarkan kitab Sirajul Huda, kami mengkaji kita tersebut sebagai dasar aqidah, ” jelasnya kepada tim Peneleh dalam acara Pengabdian Internasional.
Kitab yang berisi akidah, iman dan akhlak tersebut sampai saat ini masih dikaji oleh beberapa pondok di Malaysia. Hal tersebut menjadi bukti karomah dari pengarang kitab.
“Beginilah Karamah pengarang kitab, dari beliau kita bisa berkenalan, bahkan sampai saat ini kitab beliau masih menjadi tujuan pembelajaran aqidah di Malaysia, ini menjadi bukti karomah beliau,” imbuh Tuan Guru Rozayni.
Pengabdian yang bertajuk “Jejak Perjuangan Dakwah Syaikh Zainuddin Bin Muhammad Baidhowi at-Tepali as-Sumbawi” diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada tim, hal tersebut disampaikan oleh ketua rombongan Peneleh, Dr. Aji Dedi Mulawarman. Pada pertemuan selanjutnya kami hendak menemui Ustadz Helmi Syafiee yang juga masih rajin mengkaji Sirajul di masjid-masjid Alor Setar, Kedah.
Jadi ada historis panjang yang melatarbelakangi kunjungan kami, salah satunya ialah kami sedang membangun masjid kampus dan pusat pembelajaran gratis URuP di Kelawis, Orong Telu, Sumbawa, tepat dibawah kampung halaman Syaikh Zainuddin as-Sumbawi. Kami berharap silaturrahim ini mampu memberikan pencerahan kepada kami tentang perjalanan Syaikh Zainuddin as-Sumbawi di Malaysia ini, harap Dr. Aji Dedi Mulawarman.
Di masjid kampus yang sedang kami bangun saat ini lanjut Dr. Aji Dedi Mulawarman, kami berencana menjadikan kitab Syaikh Zainuddin as-Sumbawi ini sebagai salah-satu kitab yang wajib dipelajari oleh Abdi Siswa nantinya. Sehingga ilmu dan karomah dari wali Nusantara tidak hilang dalam jejak sejarah, ungkapnya.
Acara Pengabdian Internasional akan berlangsung di dua negara, Malaysia dan Thailand. Selain acara tersebut akan ada juga agenda kelas tamu tentang Paradigma Nusantara di Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam (ISDEV) sekaligus di Pusat Penyelidikan Dasar dan Kajian Antarabangsa (CPR), Universitas Sains Malaysia.