
Doc. Pinterest
Saiful Rohman
(Aktivis Peneleh Regional Salatiga)
Sudah 77 tahun telah merdeka, Indonesia belum mampu menunjukkan perubahan yang signifikan. Meskipun Indonesia lebih tua dari negara-negara lain di sekitarnya, seperti negeri mungil Singapura.
Bisa jadi, stagnanisasi ini disebabkan oleh ketidakmampuan para pemilik kuasa, baik di pusat, provinsi maupun kota. Bukan berarti mereka tidak memiliki kemampuan untuk memimpin. Tetapi, mereka terlalu lemah dan mereka kurang memiliki kualitas yang baik sebagai seorang pemimpin.
Layaknya orang tua kepada anak, semuanya bisa diawali dengan kata-kata. Namun tidak cukup hanya dengan kata-kata tetapi juga harus dibuktikan melalui perilaku sebagai bukti nyata. Begitupun juga antara pemimpin kepada generasi penerusnya. Sehingga, perlu role model agar para calon pemimpin mempunyai standart kepemimpinan.
Membahas role model tidak dapat terlepas dari budaya mempengaruhi di dalamnya. Role model selalu identik dengan figur atau minimal personifikasi figur yang dapat mencirikan, menyimbolkan keinginnan-keinginan terdalam suatu golongan tertentu ke dalam diri seseorang.
Role model identik dengan figur pribadi yang patut ditiru, patut menjadi suri tauladan, menjadi contoh harapan yang dirupakan dalam bentuk manusia. Katakan, angkatan orde baru memiliki role model ambil contoh pada Budiman Sudjatmiko. Adapula role model sepakbola seperti Cristiano Ronaldo. Begitu juga jurnalis seperti Najwa Shihab.
Role model setiap orang secara personal tentu berbeda-beda. Tergantung interpretasi arti dari kebaikan yang tergantung persepsi dan cara pandang.
Di sini, saya memberikan contoh pemimpin luar biasa di masa lalu, yakni Soekarno. Soekarno Sang Presiden pertama Indonesia, merupakan pemimpin yang paling disegani baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Ia terkenal dengan kerjanya yang sepenuh hati dan sangat berani dalam mengambil keputusan.
Dia adalah nasionalis sejati. Dia sangat mencintai negaranya. Ia rela dipenjarakan oleh penjajah karena perjuangannya menjadikan Indonesia sebagai negara merdeka dan bangsa Indonesia saat itu bebas dari penjajah. Tak kenal lelah, Soekarno menyebarkan semangat kemerdekaan di mana-mana meski selalu diikuti para perwira. Dia pernah dipenjara di Sukamiskin dan Banceuy Calaboose. Ia juga pernah diasingkan di Ende dan Bengkulu. Dia akan melakukan apa saja untuk Indonesia, termasuk mengorbankan uang, waktu, pikiran, dan tenaganya.
Alasan lainnya adalah Soekarno merupakan pemimpin yang berani melawan imperialisme dari negara-negara kuat, seperti Amerika dan Inggris. Misalnya, ketika Soekarno ingin membebaskan Irian Barat dari Belanda, ia membuat strategi yang diberi nama Gertak Sambal. Soekarno mengintimidasi Amerika untuk melepaskan Irian Barat ke Indonesia. Kalau tidak, Soekarno akan meminta bantuan Uni Soviet untuk menghancurkan Belanda, sekutunya.
Contoh lainnya adalah ketika Soekarno atas nama Indonesia memutuskan untuk keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena PBB memasukkan Malaysia dan Israel menjadi anggota PBB. Soekarno menilai kedua negara tidak pantas menjadi anggota PBB karena dibangun oleh imperialis. Malaysia oleh Inggris dan Israel oleh Amerika. Soekarno juga yang mengatakan “Ganyang Malaysia!” Artinya ‘Serang Malaysia!’ untuk menyatakan antipati kepada Malaysia. Keberanian ini patut dicontoh oleh banyak pemimpin bahkan calon pemimpin di Indonesia. Mereka harus berani mengambil keputusan dan membuat kebijakan dengan cepat namun tepat.
Kemampuan Soekarno dalam menggerakan, mempengaruhi, dan berdiplomasi telah dapat menyatukan berbagai suku, agama, dan golongan menjadi satu kesatuan. Berbagai statement serta gagasannya mampu membakar semangat serta mempersatukan segenap bangsa Indonesia. Melalui gagasannya juga, Soekarno menjadikan bangsa Indonesia hidup mandiri, tidak berhutang, apalagi sampai mengemis.
Soekarno adalah figur publik terbesar yang dimiliki oleh Indonesia. Pengabdiannya kepada Indonesia harus diterapkan oleh setiap orang Indonesia yang ingin menjadi pemimpin. Cara dia mendemonstrasikan bagaimana bekerja dengan sepenuh hati dan berani harus diterapkan kembali di Indonesia, agar Indonesia bisa lebih disegani atau bahkan lebih baik dari pada era Soekano.
Semangat dan optimisme pernah digelorakan oleh bapak pendiri bangsa, Bung Karno terus menjadi inspirasi bagi generasi muda. Optimisme Bung Karno patut untuk terus digelorakan dalam sanubari anak muda. Sebab, perubahan bangsa kedepan berada ditangan para pemuda itu sendiri.
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Ini merupakan pesan optimis Bung Karno yang harus selalu dingat. Bahwa, anak muda negeri berlambang garuda mampu menggemparkan dunia.
Tidak hanya sampai disitu, Bung Karno juga menantang pemuda dengan bahasa yang lugas, “Barangsiapa yang ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.” Ini merupakan gambaran dai cita-cita Bung Karno untuk menjadikan pemuda Indonesia sebagai obor revolusi.
Menjadikan Bung Karno sebagai idola merupakan salah satu cara kita untuk melihat kembali apa saja yang telah kita lakukan untuk negara ini. Bung Karno dalam perjuangan untuk membuat Indonesia merdeka, telah terbiasa keluar masuk penjara Belanda hingga hidup dalam pembuangan bertahun-tahun di daerah terpencil yang jauh dari keluarga dan teman dan pengikutnya.