Setalah sukses terselenggara di beberapa kota, hari ini (26/11) RESIN kembali diselenggarakan di Batu Bara Sumatera Utara. Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Batu Bara sebagai tuan rumah berharap acara ini dapat mendorong kesadaran mahasiswa dan masyarakat Batu Bara untuk mengkaji sejarah lokal. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak As’adurrofik, S.Thi., M.Pd selaku Ketua STIT Batu Bara.
“Saya berharap agenda ini mampu membakar semangat mahasiswa khususnya, dan masyarakat Batu Bara pada umumnya agar mulai melakukan kajian sejarah atas peninggalan sejarah lokal,” ucap Ketua STIT Batu Bara.
Acara yang diikuti oleh 120 lebih peserta tersebut dihadiri langsung oleh Dr. Aji Dedi Mulawarman selaku penulis buku Paradigma Nusantara. Ada dua hal yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Peneleh Jang Oetama tersebut. Pertama, ajakan untuk mengkaji budaya dan sejarah lokal. Kedua, terkait akhlak dan hati.
“Batu Bara memiliki banyak kekayaan lokal yang hampir terkubur oleh masa. Sebut saja salah satunya ialah Istana Nias Lima Laras. Maka perlu bagi pemuda utamanya mahasiswa untuk melakukan kajian sejarah atas puing-puing sejarah yang masih tersisa,” terang Dosen Universitas Brawijaya tersebut.
Di satu sisi, lanjut Dr. Aji Dedi Mulawarman yang juga direktur Sekolah Internasional Bani Hasyim, sebagai pemuda dzikirnya jangan sampai putus, harus tetap membersihkan hati, karena dengan hati yang bersih kita bisa terkoneksi dengan Tuhan..
Hadir pula Dr. H. Erwan Efendi, S. Sos, M.A., beliau sangat mengapresiasi adanya buku Paradigma Nusantara.
“Buku sangat bagus dan harus dikaji lebih jauh oleh mahasiswa STIT Batu Bara. Selanjutnya, jika ada revisi barangkali tolong masuki terkait raja-raja nusantara,” ujarnya.