KoranPeneleh.id- Ramadhan merupakan madrasah istimewa bagi muslim. Sebagai umat muslim, hendaknya kita senantiasa berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmatnya, terutama atas adanya bulan Ramadhan. Itulah secuil pesan yang disampaikan oleh Ustaz Sya’roni dalam webinar persiapan Ramadhan yang diadakan Aktivis Peneleh pada Minggu (27/3/2022), malam.
Selain Ustaz Sya’roni, sekretaris LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Urwathul Wutsqo (STIT UW) Jombang, hadir pula K.H. Anis Maftuhin, Pengasuh Pondok Pesantren WALI, Kabupaten Semarang. Dalam paparannya, Anis juga mengatakan ‘tazkiyah’ ia artikan tak hanya menyucikan melainkan bisa berarti ‘mengembangkan’ dan ‘memupuk’. Yakni mengembangkan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Lalu, memupuk jiwa, ilmu, dan semangat.
“Memupuk apa? Yakni jiwa, semangat, dan ilmu. Sehingga usai Ramadhan nanti, kita bisa menjadi dan memberi sesuatu. Ibarat sebuah pohon, kita adalah pohon yang siap tumbuh dan memberikan buah yang lezat dan bermanfaat,” terangnya.
Selain itu ia juga mengkritisi amalan-amalan yang dilakukan kebanyakan masyarakat Indonesia selama bulan suci tersebut. Di antaranya yaitu ibadah yang asal-asalan, mementingkan kuantitas hingga mengabaikan kualitas. Ia mencontohkan, tadarus Al Qur’an yang ditarget, tanpa memperhatikan kualitas tartil dan tajwidnya.
Lebih lanjut, Sya’roni menjelaskan perihal 7 unsur jika Ramadhan dianggap sebagai madrasah. “Setidaknya ada 7 unsur yang harus dipenuhi; guru (Allah dan orang-orang sholeh); peserta didik (orang yang beriman); waktu (selama bulan Ramadhan); tempat (masjid, perkumpulan orang-orang sholeh); materi (pendidikan rohani, hati dan fisik); buku panduan (Al Qur’an dan Hadits), terakhir adalah mendapat gelar (la’allakum tattaqun),” paparnya. (Anik Meilinda/Red).
Baca juga:
Sambut Ramadhan, Yayasan Peneleh Jang Oetama Adakan Tasyakuran