KORANPENELEH.ID – Kamis (24/2), Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menghadiri International Talk 2022 secara daring yang diselenggarakan oleh Universitas Nasional. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Nasional sebagai ikhtiar untuk menemukan jalan damai dari konflik antara Rusia dan Ukraina. Pada kesempatan ini, Vasyl Hamianin meminta kepada Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Ukraina. Pernyataan ini berkaitan dengan invasi yang sedang terjadi di Ukraina oleh Rusia, yang mana hal ini menjadi awal dari dimulainya Perang Rusia Ukraina.
Acara bertajuk “Rusia dan Ukraina: Mendorong ke Arah Jalan Perdamaian” ini mengundang pembicara dari pihak Duta Besar Ukraina untuk Indonesia dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menjelaskan situasi terkini yang terjadi di Ukraina. Menurut Vasyl Hamianin, yang terjadi bukanlah serangan di bagian timur Ukraina saja, tetapi seluruh bagian Ukraina.
“It is not the attack on the east of Ukraine only. It is an attack all over the territory of Ukraine,” ujar Hamianin dengan tegas.
Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, sebagaimana dikonfirmasi oleh Robi Nurhadi, telah menyampaikan tidak dapat menghadiri acara ini sejak kemarin sore (23/2).
Selain itu, hadir pula Ahmad Fahrurodji, dosen program studi Sastra Rusia Universitas Indonesia yang memaparkan situasi di Ukraina dan Rusia serta mengusulkan jalan perdamaian melalui pendekatan kultural dalam mengatasi Perang Rusia Ukraina.
Baca juga:
Diseminasi Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Tanggap Budaya
“Apa yang terjadi hari ini menurut saya perlu pendekatan kultural, karena waktu tahun 2014 digelar diskusi masing-masing pihak saling menyalahkan. Seharusnya dicari jalan tengah. Menurut saya, bahwa masyarakat Ukraina yang majemuk adalah sebuah keniscayaan. Artinya, di samping masyarakat Ukraina Barat yang aspirasinya ingin bergabung dengan Uni Eropa atau dengan NATO, ada juga masyarakat yang cukup besar secara jumlah juga memiliki aspirasi untuk tetap memiliki kohesi dengan Timur (Baca: Rusia). Di mana akar Rusia dalam masyarakat Ukraina, bagi Rusia perlu juga mendapatkan jaminan keamanan.”
Selain melalui pendekatan kultural, Ahmad Fahrurodji juga menyarankan untuk mengembalikan konflik Rusia dengan Ukraina ke jalur diplomasi ala Slavia Timur. Hal ini dikarenakan melakukan penyelesaian konflik dengan senjata akan menimbulkan kerugian di kedua belah pihak.
Ahmad Fahrurodji juga menambahkan bahwa Indonesia dapat mengambil peran dengan menjembatani dialog antara Rusia dan Ukraina. Ia menambahkan bahwa hal ini dapat dilakukan oleh Joko Widodo untuk menginisiasi pembicaraan dan perdamaian abadi kedua negara di tempat yang jauh dari Eropa, misalnya di Bali. Hal ini sebagai bentuk balasan historis atas peran kedua negara dalam kemerdekaan Indonesia. (Wita Ersalina/Red)