Nasionalisme Ala Pahlawan Nasional Masa Kini

Oleh : Adenagatha

Bismillah saya coba mulai nulis walau sedikit derai perasaan yang cukup menggenang selepas pertandingan sepakbola Timnas Indonesia kontra Singapura semalam (25/12).

Sebagai masyarakat dalam suatu negara, merupakan hal wajib untuk mencintai bangsanya. Mencintai dari segi nilai-nilai kebangsaan bahkan mencintai dari segala problemanya. Semua sudah menjadi komponen utuh tanpa mengelak alasan untuk tidak mencintai bangsa. Apa karena halnya sudah muak pada segala aspek yang negatif di negara ini menjadi alasan untuk ‘lelah’ hidup di negara ini? Atau mungkin karena memang tertutup mata hatinya dari nilai-nilai luhur negara kita? Berbicara negara, khususnya kita pastinya berbicara tentang negara Indonesia.

Indonesia benar-benar luas, Indonesia benar-benar besar, dan Indonesia benar-benar mulia. Terserah asumsi negatif yang dikarenakan tidak sepakat terhadap kalimat tersebut. Mungkin tanyakan dulu kepada hati masing-masing, “apa maumu terhadap negara ini?” Maka dari itu, sejenak endapkan dulu keresahan tentang negara ini. Saya tahu, benar-benar tahu, bahwasanya ‘masalah’ terlalu kompleks di negara ini. Tapi sebagaimana saya katakan, endapkan dulu ‘ego’ tersebut, mari berbicara tentang ‘Nasionalisme’ dari para ‘Pahlawan Nasional’ yang sedang berjuang di liga AFF Suzuki Cup 2021.

Berbicara tentang nasionalisme, mungkin bagi kalangan pemuda, mahasiswa dkk, sudah banyak dibicarakan panjang lebar, dari hulu ke hilir, membahas nasionalisme dalam perspektif sejarah tokoh-tokoh bangsa terdahulu. Tapi kali ini saya mengajak untuk mengenal nasionalisme dari tokoh-tokoh atau pahlawan nasional terkini. Tepatnya, para Garuda Muda yang tengah bertanding dalam liga sepakbola AFF Suzuki Cup 2021. Sengaja saya ambil contoh dari sini. Biar pembahasan nasionalisme nggak in of the box melulu.

Akhir-akhir ini linimasa berita sudah tidak stagnan dalam memberitakan tentang kabar Indonesia terkini yang banyak fokus menyorot isu-isu lokal pun nasional, dari segi masalah. Sekali-kali berita tentang prestasi juga diberitakan serentak dan seluasnya-luasnya. Bahwasanya skuat Garuda Muda Indonesia sedang berjuang menerbangkan sayap Garuda agar terus terbang dan juara. Apalagi hingga tulisan ini dituliskan, skuat Garuda Muda Indonesia sudah mendapatkan tiket menuju final AFF Suzuki Cup 2021. Suatu buah kerja keras yang harus diapresiasi sebesar-besarnya atas kerja keras tim dengan lambang Garuda di dada mereka. Sekali lagi, tolong apresiasi sebesar-sebesarnya, tanpa mempersekusinya. Ayolah, jangan disulut perpecahan dulu, tapi satukan semua rasa dan doa atas nama Indonesia. Saya rasa ini sudah menjadi konsekuensi wajib atas nama warga negara Indonesia. Titik.

Terkait perpecahan, saya menyoroti beberapa saja sih yang mana mereka mengomentari ‘euforia’ Garuda Muda terlepas dari pertandingan kemarin. Beberapa orang mengomentari dari aspek sejarah dalam pencapaian timnas Indonesia dalam kompetisi internasional. Untuk skala ASEAN, rekor Timnas Indonesia dalam dunia sepakbola cukup baik. Namun beberapa tahun juga Timnas Indonesia belum bisa mencapai gelar juara. Paling mentok bertahan hingga runner-up kompetisi di final. Nah, beberapa orang justru boleh saja berkomentar seperti ini. Tapi ingat, pasca hasil pertandingan di final, lepas juara atau tidaknya, justru kedewasaan dalam memakani perjuangan kadang tidak diapresiasi sangat baik. Malah tambah banyak komentar-komentar destruktif yang tidak ada guna juga.

Hal-hal seperti ini justru yang perlu dihindari. Timnas Indonesia sudah jauh berjuang hingga kini, dan kita sebagai warga negara Indonesia kurang etis sebenarnya modal ‘ngebacot’ saja. Bahkan ada saja, beberapa tokoh-tokoh publik, yang hanya mengambil momen ini sebagai ajang ‘promosi’ dirinya sendiri. Tolong, jangan ambil momen untuk dirinya sendiri. Tapi bangunkan persatuan bersama untuk mendukung Timnas Indonesia, apapun hasilnya. Karena hasil hanya bonus dan proses tetap harus dilanjutkan.

Saya mungkin tidak terlalu mengenal secara intens karakter daripada ‘Pahlawan-Pahlawan Nasional’ dalam skuat Timnas Indonesia saat ini. Tapi untuk beberapa video yang dibuat netizen dalam mengompilasi ekspresi dan senyum mereka, saya sudah sangat tenggelam dalam emosi perjuangan mereka.

Beberapa pemain seperti Witan Sulaeman, Arhan Pratama, Irfan Jaya, Asnawi (kapten), dan nama-nama lain, pokoknya menyiratkan senyum syukur dan bahagia atas kerjasama mereka sebagai tim. Saya suka hal ini karena mereka sebagai satu tubuh satu tim, bukan individu. Apalagi masalah senior-junior disini dihilangkan. Tak heran pemain senior seperti Evan Dimas, menjadi pemacu semangat dan sebagai jangkar perjuangan dalam berbagi pengalaman bersama junior-juniornya.

Apalagi soal pelatih, Shin Tae Yong, walau pelatih mereka dari Korea, bukan masalah inferioritas pelatih lokal yang tidak bisa melatih para Garuda. Shin Tae Yong juga bekerja keras dalam melatih talenta-talenta muda. Bahkan terlihat dari gesturnya yang tidak duduk sedetik pun ketika pertandingan Indonesia berlangsung. Pelatih ini mengungkapkan bahwa para pemain bekerja keras full time di lapangan, maka tidak etis baginya duduk nyaman di kursi bench. Hal ini sebagai wujud kebersatuan. Bagi mereka, diatas lapangan dan rumput yang sama, Garuda harus tetap terbang tinggi.

Garuda harus tetap merah berani dan putih suci akhlaknya. Tak heran mereka pun selepas pertandingan usai, tidak lupa menyalami pemain-pemain musuh dan pelatih tim musuh. Saya rasa nilai-nilai nasionalisme tidak perlu dipebincangkan panjang lebar dari mereka, lihat saja bagaimana mereka berjuang.

Ada beberapa pesan untuk bisa menjadi maklumat kita bersama. Nasionalisme disini bukan berarti saya menyuruh kita semua untuk bermain bola atas nama negara. Tapi ini sebagai bentuk analogi perjuangan dan persatuan atas nama bangsa. Lihatlah para ‘Pahlawan Nasional’ yang berbeda kultur  dan daerah, meraka bersatu dengan lambang Garuda yang sama di dada mereka. Kebersatuan dalam satu tim, kebersatuan dalam satu rasa, itu semua sebagai wujud rasa cinta meraka untuk Indonesia. Mereka mungkin bukan melawan penjajah seperti cara para pahlawan terdahulu berjuang. Tapi mereka berjuang atas nama Indonesia agar ‘Indonesia yang belum baik’ ini terlihat arahnya menuju baik dan terbaik. Nah dari hal ini, saya coba tanyakan untuk saya sendiri dan untuk kita semua.

Apakah masa depan yang kita impikan sudah berorientasi dengan mimpi besar Indonesia?

Untuk Timnas Indonesia yang nanti berlaga di final AFF Suzuki Cup 2021, doa kami layangkan pada kalian semua. Semoga skuat Garuda saat ini terus berproses dan difasilitasi lebih baik oleh negara. Agar negara tahu, potensi Garuda kita adalah ‘emas’ yang harus dijaga dengan baik. Terima kasih.

Sumber gambar : bola.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *