Dr. Ari Kamayanti selaku narasumber sesi 3 Diklat Pelatihan Keuangan yang diadakan Ikatan Mahasiswa Nahdhatul Ulama (IMAN PKN STAN), berusaha menyadarkan kembali perihal konsep kesejahteraan dan kedermawanan. “Bukan kemiskinan yang harus dihapus, tapi mentalitas takut miskin,” terang Kepala Yayasan Peneleh Jang Oetama ini.
Apabila berbicara tentang keuangan, sesungguhnya bukan tentang pendapatan atau kaya miskin. Sebab ketakutan untuk miskin itu merupakan bagian dari kapitalis.
“Justru kekayaan yang bagus ialah kekayaan yang diberikan atau dishodaqahkan. Memberilah walau kamu berkekurangan,” tutur dosen Fakultas Ekonomi Politeknik Negeri Malang itu.
Dalam sambutannya, K.H. Tamam Khaulani menyampaikan bahwasanya diklat ini jangan sampai terbatas pada pelatihan saja namun harus ada follow up lebih lanjut antar pemateri dengan peserta.
“Contohnya dapat dengan kegiatan pendampingan intensif terhadap project kesejahteraan umat bersama,” terangnya.
Resi Ariyasa, dosen PKN STAN dan peneliti Peneleh Research Institute menegaskan bahwa kegiatan semacam ini harus dilaksanakan berkelanjutan di lingkup PKN STAN secara general.
Pelatihan ini terdiri dari 3 sesi. Sesi 1 : Integrasi Pengelolaan dan Pengadministrasian Keuangan pada Organisasi Kepemudaan, Sesi 2 : Konsolidasi Pemulihan Ekonomi Kreatif KMNU Menyambut Era New Normal, Sesi 3 : Peran Pemuda dalam Mengatur Keuangan untuk Kesejahteraan Umat.
Dalam materinya, Dr Arika juga menyampaikan bagaimana kesejahteraan itu dipandang, yakni tidak pernah menumpuk harta namun memberi. Tidak pernah menarik tapi senantiasa mendorong. Kekayaan hanyalah kesenangan palsu. Oleh karena itu kekayaan tidak pernah bagus apabila ditahan.
“Kedermawanan yang dimaksud ialah belajar dari kesejahteraan Islam dan nilai kenusantaraan kita,” lanjutnya.
Menurut penjelasannya, Islam tidak mewajibkan untuk kaya, dalam kekurangan pun harus tetap memberi. Bahkan apabila dilihat, masalah di dunia ini ternyata banyak disebabkan oleh orang kaya, bukan orang miskin. Maka tidak boleh kita terjebak pada peningkatan pendapatan, walaupun dengan dalih kepentingan umat sebab bisa jadi itu untuk diri sendiri.
Ia berpesan, yang seharusnya dilakukan oleh organisasi pemuda dalam kesejahteraan umat adalah pelajari dahulu problematika masyarakatnya. Konfirmasi terlebih dahulu secara hukum Islam dan kenusantaraan. Pastikan progam-progam yang dibuat itu menjaga agama dan menguatkan akal. Seperti halnya ternyata zakat dan wakaf itu manfaatnya lebih tepat sasaran daripada pajak sebab zakat itu relasi hati. (Nensy/Red)
Untuk mendalami kembali diklat pelatihan keuangan dapat cek pada rekaman berikut https://youtu.be/1B7ro-OOosY
NB : Mari Wujudkan Mimpi Pembangunan Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran Gratis di NTB. Bapak/Ibu yang ingin turut berpartisipasi dalam pembangunan Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran Gratis Urup dapat transfer melalui rekening berikut:
Bank Syariah Indonesia (Ex-BSM) 714-204-5038 a/n Yayasan Peneleh Jang Oetama – Kode Bank 451
SWIFT Code untuk transfer internasional: BSMDIDJA
Link Aja (081-5592-3079) a/n Dhina Apriliani Sukma
Konfirmasi Wakaf
bit.ly/tabungan-wakaf-urup atau 081-5592-3079 (Dhina)
Sertifikat wakaf dapat diakses melalui link berikut
http://bit.ly/SertifikatWakafURuP
Informasi lebih lanjut mengenai Yayasan Peneleh Jang Oetama dapat dilihat melalui website www.urup.or.id
Semoga apa yang telah Bapak/Ibu berikan bermanfaat bagi kesejahteraan umat yang sesungguhnya. Aamiin