
Oleh: A. F. Rozi
Berbicara peradaban, keberadaan anak zaman dan segala hal yang berada di belakangnya. Rabu, 10 November 2021, Wisata Ratujoli, Tulungagung. Aktivis Peneleh Regional Tulungagung; menyuguhkan perbincangan ilmu pengetahuan dalam forum bedah buku ‘Syarah Pemikiran H.O.S Cokroamimoto, Gagasan Tentang Peradaban.
Peradaban ideal hanya bisa kita raih apabila anak zaman memakai metode berpikir SIKLIK. Berputar; Refleksi Sejarah-Konteks-Future. Peradaban ideal akan terjadi jika kita membangunnya dari adab-etika-moral ‘adab sebelum ilmu’. Dua argumen peradaban ideal versi dua penulis buku, yakni: Gus Fauzi dan Mas Is, sapaan mereka pada umumnya.
Masuk akal, karena pada dasarnya; peradaban yang Oetama tidak boleh luput dari dua koridor di atas. Kenapa? Bayangkan, peradaban akan nampak seperti apa bila tidak menjalankan dua hal tersebut. Tentunya obrak-abrik, tidak rapi, fakir sistem. Selain hal yang demikian, satu lagi point penting untuk mengkontruksi peradaban ideal.
Kemandirian ‘Zelfbestur’. Mandiri dari ketergantungan dengan negara lain, misalnya dalam hal ekonomi industri ‘neoliberalisme’ yang bercorak transaksi bernapas metafisika; investasi, teknologi dst. Dengan melepas ketergantungan tersebut, maka harapan Indonesia untuk meraih peradaban ideal masih dapat diraih dan direalisasikan ‘ekonomi kerakyatan’. Memproduksi barang dengan brand lokal, bahan baku dari bumi nusantara, mesin industri karya orisinil dari anak negeri. Seperti halnya konsep Koperasi Mandiri ‘Toko Serba Ada’.
Masih banyak pekerjaan rumah bagi peradaban Indonesia mutakhir. Belum lagi soal mindset, cara pandang bercorak pesimistis masih terjaga di beberapa kepala masyarakatnya. Buku keren ini; Syarah Pemikiran H.O.S Cokroaminoto ‘Gagasan Tentang Peradaban’ adalah penting dan butuh untuk dikampanyekan secara massif ke dalam mindset masyarakat Indonesia. Agar ikhtiar untuk mengkontruksi-mewujudkan Peradaban Indonesia yang Oetama bisa benar-benar terjadi. Semoga.