Hendra Jaya
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”, salah satu potongan sabda baginda Nabi Muhammad Saw. Barangkali dan mungkin menjadi keharusan bagi kita untuk kembali merefleksikan perjalanan selama di muka bumi. Karena satu hal, tentu tidak hanya Nabi atau Wali yang memiliki tugas demikian, tetapi seluruh hamba Tuhan di muka bumi. Bukankah dalam surah Al-Baqarah manusia sebagai Khalifah ditugaskan Tuhan untuk menjaga bumi? Maka, memperbaiki bumi dan seisinya termasuk manusianya adalah tugas semua hamba.
Namun, sayangnya dewasa ini manusia banyak yang tak sadar atau pura-pura tidak tahu akan hal itu. Sehingga, kita melihat banyak manusia yang mengakibatkan kerusakan di darat, laut dan udara. Kita menyaksikan tak sedikit manusia yang enggan mengemban tugas sebagai wakil Tuhan di muka bumi.
Aktivis Peneleh sebagai salah satu gerakan pemuda yang terus mengupayakan agar pemuda memiliki nilai dan kecerdasan religius-kebangsaan menyadari bahwa tugas memperbaiki peradaban harus terus berjalan. Komitmen tersebut terus dilakukan melalui kaderisasi dan gerakan konkret lainnya. Jika belajar dari sejarah perjalanan nabi Muhammad Saw, beliau tidak bergerak melalui gerakan politik dan ekonomi tetapi gerakan kultural, yakni gerakan penyadaran ummat.
Begitulah dengan Peneleh, kesadaran oetama yang harus dimiliki ialah kesadaran bahwa Peneleh tidak sedang memperjuangkan kuasa, tapi sedang membentuk manusia menjadi insan kamil. Kuasa hanya konsekuensi logis dari perjuangan.
Wujud nyata dari cita-cita perjuangan membentuk insan kamil ialah Masjid Kampus dan Pusat Pembelanjaran Gratis URuP yang ada di NTB. Masjid Kampus sebagai sentral pendidikan sedang dibangun di Sumbawa dan Lombok. Masjid ini, menjadi tempat berkumpul semua golongan masyarakat baik tua, muda, dan anak-anak guna digembleng untuk mengonsolidasikan ide demi terwujudnya peradaban Jang Oetama. Peradaban yang mampu memuliakan manusia, lingkungan, dan semua yang ada di muka bumi untuk kesejahteraan bersama.
Melalui pendidikan Jang Oetama pula. Pendidikan yang mengedepankan akhlak manusia sebagai antitesis dari pendidikan liberal dewasa ini. Tak hanya hal tersebut, Masjid Kampus URuP menjadi salah satu wujud Peneleh dalam melanjutkan Perjuangan Rasulullah, yakni memperbaiki peradaban dan manusia menuju peradaban dan manusia yang religius dan berkembang. Selanjutnya, ikhtiar ini, tentu bukan hanya tugas yang diemban oleh Peneleh semata, tetapi semua umat manusia di muka bumi. Mari bersama mewujudkan mimpi baik ini! Karena melihat Nabi Muhammad tidak saja tentang cara berpakaian dan ibadah syariat lainnya, tetapi lebih jauh, harus mampu memahami desain dan praksis aksi dari baginda Muhammad Saw.
Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad. Maulid bukan saja momentum untuk mengingat perjuangan Nabi, tetapi sekaligus menjadi momentum untuk mempraksiskan apa yang telah dilakukannya di masa lalu, lalu diterjemahkan di masa kini. Jika ingin memperbaiki masa depan, maka kita harus berpikir ke depan!