Jang Oetama

Oleh : Jahe

Jang Oetama, salah satu gelar kehormatan yang melekat pada Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Gelar yang disematkan oleh anggota Sarekat Islam (SI) ini bukan tanpa alasan tentunya. Salah satu sumber sejarah menyebutkan gelar itu merupakan salah satu wujud penghormatan atas keberanian dan kepiawaian beliau memimpin SI. Tapi, sepertinya tak hanya itu. Uniknya juga, hanya beliau seorang yang mendapatkannya. Beberapa hal menarik itulah yang membawa penulis mencari tahu, kira-kira kenapa?

Pertama, Pak Tjokro, tokoh yang dalam tiap tuangan pikirannya tidak pernah melepaskan nilai-nilai keIslaman dan ke-bangsaan. Di tengah cengkraman Belanda atas Indonesia saat itu, Pak Tjokro melihat bahwa kesadaran Islam yang akan mampu membawakan pribumi lepas dari belenggu penjajahan. Karena bagi Pak Tjokro, Islam tidak hanya ritual ibadah syariat, tetapi sebagai cahaya perlawanan atas ke-dholim-an, hingga kita mampu mencapai cinta yang maha Mencintai. Begitulah dengan kebangsaan, berbangsa tidak sekedar menerima semua hal, tetapi perjuangan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Hal kedua yang mungkin melatarbelakangi Pak Tjokro mendapat gelar Jang Oetama adalah kemurnian hati, pikir dan gerak beliau. Pak Tjokro selalu melihat realitas dengan kemurnian hati dan nilai ketauhidan yang kuat. Kita bisa melihat, tulisan Pak Tjokro adalah sesuatu yang hidup dan masih relevan untuk saat ini, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk masa akan datang. Bahkan, bagi kami, buah karya dari Pak Tjokro ini dijadikan salah satu referensi untuk mengkonstruksi masa depan. Tulisan yang hidup tersebut, tentu tidak lahir dari kepentingan transaksional, tetapi dari hati dan pikiran yang bersih.

Selanjutnya, hal ketiga yang melatarbelakangi sematan gelar Jang Oetama tersebut ialah keberhasilan pak Tjokro mendidik anak-anak ideologisnya menjadi tokoh pejuang kemerdekaan. Walaupun pada akhirnya memilih jalan yang berbeda. Terlepas dari hal tersebut, pak Tjokro merupakan pendidik handal yang mampu menjadi cahaya bagi murid-muridnya. Soekarno mengatakan “Cerminanku adalah HOS. Tjokroaminoto”, bahkan Buya Hamka mengatakan “Ayah saya dan guru-guru saya di Sumatera telah memberi dasar hidup saya sebagai orang Islam, tetavpi HOS Tjokroaminoto telah membuka mata saya untuk Islam yang hidup…”

Dan masih banyak lagi alasan kenapa Hadji Oemar Said Tjokroaminoto disebut sebagai Jang Oetama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *