Menuju DIKSARNAS XIII Aktivis Peneleh

     

Romantisme historis menandaskan ilham masif dalam merakit kembali wawasan religiositas kebangsaan Indonesia di tengah gembar-gembornya figur-figur “berhala” yang sejatinya mereduksi bahkan hingga mengeliminasi warisan indegenue Bangsa Indonesia. Kejatidirian bangsa ini mulai diberangus lewat amburadulnya kepribadian menyangkut penyelenggaraan negara ditandai dengan arus konfrontasi formal yang membawa implikasi logis kepada tersesaknya ideologi bangsa yaitu Pancasila. Keberlangsungan ruh bangsa seakan berjalan melewati ruang-ruang sempit akibat minimnya kesadaran wawasan kebangsaan masyarakat indonesia.

Maraknya gugatan ideologis bangsa seakan membidani munculnya stigma besar akibat “menelantarkan” atau memenjarakan warisan-warisan kebangsaan yang telah digariskan oleh para founding father Indonesia. Begitu juga dengan cerita-cerita patriotisme hanya masih sekedar menyentuh bagian-bagian pinggiran dan belum sampai pada tataran penghayatan. Implikasi dalam konteks ini adalah terlahirnya insan Indonesia yang sebatas memuaskan ruang-ruang pengetahuannya dan lupa akan penghayatan dalam kehidupan seharinya. Timbulnya polemik prinsipil ini setidaknya membawa pada lahirnya beragam indikasi atas menghilangnya wawasan religiositas kebangsaan di ruang-ruang kesadaran masyarakat Indonesia dewasa ini.

Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental religiositas yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan kemauan yang luar biasa. Wawasan kebangsaan yang terpatri melalui semangat perjuangan tersebut mampu membentuk persatuan dan kesatuan yang merupakan syarat mutlak terbentuknya negara Indonesia. Nilai dasar kebangsaan dijadikan platform oleh pahlawan-pahlawan kita dalam merumuskan gerakan perlawanan atas penindasan, eksploitasi dan penjajahan kaum kolonial. Oleh karena itu, respon terhadap kondisi yang sangat memprihatinkan ini menuntun kita untuk memulai kembali lagi memperteguh wawasan religiositas kebangsaan kita dalam bingkai aktualisasi di ruang-ruang kesadaran manusia Indonesia.

Salah satu elemen masyarakat yaitu mahasiswa merupakan komponen bangsa yang bergerak dalam perjuangan idealisme kehidupan seperti penguatan intelektual serta moralitas yang mengusung nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Misi ketuhanan dalam setiap pribadi muslim untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan mencegah perbuatan munkar.

Dengan modal konsisten terhadap ideologi Islam sebagai ajaran yang sempurna dan paripurna, yang harus dimanifestasikan untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan menyelesaikan segenap permasalahan bangsa. Namun, pada faktanya seorang mahasiswa akan sulit untuk mewujudkan harapan di atas tanpa sebuah wadah yang menghimpun mahasiswa lainnya dalam satu lingkaran. Peran wadah yang menghimpun mahasiswa sangatlah penting. Karena, mustahil perjuangan besar bisa dilakukan secara individu atau beberapa orang, perlu dilakukan secara berjamaah.

Berangkat dari hal itu, Yayasan Peneleh Jang Oetama melalui Runah Kader Jang Oetama memberikan wadah atau tempat bagi mahasiswa/pemuda. Program Aktivis Peneleh berpusat pada penanaman nilai-nilai religiositas kebangsaan dan mendorong mahasiswa/pemuda melakukan sesuatu yang itu berdampak secara sosial bagi masyarakat sekitarnya sekaligus sebagai ikhtiar untuk memecahkan permasalahan mendasar di masyarakat.

Pendidikan Dasar Nasional atau disingkat DIKSARNAS Aktivis Peneleh merupakan salah satu jalur perkaderan yang bernaung di bawah Yayasan Peneleh Jang Oetama yang berorientasi pada terkonstruksikannya para aktivis mahasiswa/pemuda yang terinternalisasi nilai-nilai religiositas kebangsaan yang kemudian melahirkan ide-ide kebangsaan berbasis kultur kenusantaraan dalam rangka mengejawantahkan tujuan-tujuan bangsa yang berketuhanan, berdaulat, adil dan makmur.

DIKSARNAS perdana hingga DIKSARNAS ke-XII di berbagai tempat di Indonesia adalah bagian mata rantai dalam penyelenggaraan kegiatan berskala nasional di kota-kota besar di Indonesia. Hingga sampai saat ini, kegiatan DIKSARNAS Aktivis Peneleh sejak pertama hingga menjelang ke-XIII sudah melahirkan ribuan aktivis yang lintas perguruan tinggi dan lintas wilayah seluruh Indonesia. Pencapaian kuantitas kaderisasi dalam kurun waktu tiga tahun ini mengindikasikan dedikasi totalitas yang diprogramkan oleh Yayasan Peneleh Jang Oetama untuk intens melahirkan kembali Tjokroaminoto-Tjokroaminoto muda di seantero Nusantara.

Grand mission dari kegiatan DIKSARNAS Aktivis Peneleh adalah melahirkan insan aktivis yang memiliki kesadaran religiositas dan kebangsaan serta mampu menciptakan gerak konsolidasi nasional dalam rangka menumbuhkan kemandirian untuk hijrah keberpihakan untuk negeri dengan frame Zelfbestuur Aksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *