Belajar dari Rokok dan Kopi

Oleh : Ainul Yaqin

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulilah alhamdulillah saya ucapkan, sebab syarat dan ketentuan hidup ketemu pintunya. Mari kita lihat bersama gambar di atas, di mana terlihat suatu gambar yang tidak terlalu menarik untuk dipandang. Sebab, alat dan bahan yang digunakan adalah barang yang tidak berharga. Tapi, sebelum menilai itu hal yang kurang baik, mari kita lihat lebih dalam mengenai itu. Ada banyak manfaat dan nilai yang luar biasa terkandung di dalamnya.

Dari bahan yang digunakan menggunakan rumput liar, bekas kopi/cappak, kulit rokok, banyak orang menganggap itu tak berguna.  Tapi, kalau dimanfaatkan dengan baik akan  meghasilkan karya yang indah dipandang, meski tak seindah karya dari akrilik, kanvas dan kuas. Rumput liar sebagai penjelajah alam kertas rokok, sekaligus penyelam lautan kopi yang hitam kecoklatan.  Kita rujuk ke kehidupan, banyak orang memandang orang dari segi fisik. Banyak yang  beranggapan tentang  orang yang tak sebagus dirinya ‘kata dirinya sendiri’.  Terus mereka berkata, ‘mau jadi apa dia kalau tua, sekarang sudah begitu apa lagi nanti’. Mereka hanya tahu tentang rupa, tapi tidak tahu tentang jati diri. Mereka terlalu sibuk mikirin hidup orang tentang materialistisnya saja, hingga lupa memikirkan dirinya sendiri.

Jangan pernah kita mengatakan diri itu baik dan jangan menganggap orang itu buruk, sebab jalan hidup manusia berbeda, memang takdir sudah ditentukan oleh tuhan. Akan tetapi takdir itu  tidak akan kita dapatkan tanpa kita jemput. Itulah sebab manusia banyak yang berbeda jalan hidupnya, ada yang jalan hidupnya lebih cepet untuk sampai takdir, ada yang lebih lambat. Akan tetapi sekarang banyak orang salah kaprah, dia hanya bisa mengatakan orang itu berhasil ketika bekerja di perusahaan,  padahal sesungguhnya itu adalah kebutuhan materialistis, bukan tujuan sesungguhnya manusia menuju takdir. 

Perjalanan hidup penuh jurang dan tali,  perlu kita ajak mata memandang lebih jauh, mengajak otak untuk berkelana, dan sertakan hati sebagai penyimpul apa yang dipandang mata serta apa yang didapat otak dalam perjalanannya. Tanggung jawab pada diri sendiri yang harus kau jaga supaya kau mendapatkan tali. Jangan kau hanya memasrahkan diri ketika  mengangkat takbir, perlulah kau terapkan rukukmu. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *