Jawab Banjir di Orong Telu, Peneleh Inisiasi Gerakan Menanam Pohon

Sumbawa, KORANPENELEH.ID – Dewasa ini di pulau Sumbawa terjadi banyak penebangan hutan yang tidak terkontrol (ilegal loging) sehingga menyebabkan keresahan bagi masyarakat, terutama ketika musim kemarau datang, banyak warga yang mengeluh kekurangan air dan ketika musim hujan datang, air tidak terserap dengan baik sehingga rawan bencana seperti longsor dan banjir. 

Hujan mulai turun di daerah Sumbawa khususnya desa kelawis terjadi pada bulan September hingga masuk pada bulan November. Pada selasa (24/11) terjadi hujan lebat, kata pak Mahdi seorang imam di masjid dusun Pelitamasa “hujan minggu pertama bulan November 2 kali, minggu kedua 2 kali, begitupun minggu ketiga 2 kali. Tapi masuk minggu terakhir 3 kali dan berturut-turut terjadi pada sore hari” pungkasnya. Dari curah hujan yang lebat dari 3 hari berturut-turut menyebabkan debit aliran sungai meluap sehingga membawa sampah organik yang nyangkut di jembatan yang menghubungkan dusun Pelitamasa dan dusun Kelawis hingga dusun mungkin. Kesadaran akan gotong royong pada warga desa kelawis masih tetap utuh, tanpa komando aba-aba setelah hujan turun pada sore itu langsung berbondong-bondong untuk membersihkan sampah organik tersebut dan dikarenakan hari sudah sore maka gotong royong dilanjutkan pada keesokan harinya. Pada Rabu (25/11) makin banyak.

Kini Peneleh hadir untuk menanam bibit pohon dan memberikan arahan tentang kesadaran terhadap masyarakat sumbawa khususnya masyarakat desa kelawis akan pentingnya pohon untuk kebahagiaan bersama.

Pengiriman bibit pohon oleh aktivitas peneleh regional Lombok dilaksanakan pada senin (23/11) pukul 12.00 dengan menggunakan mobil truck dengan total jumlah 3000 bibit, rinciannya sebagai berikut: Durian (500 buah), Sengon (1000 buah), Srikaya (500 buah), Mente (400 buah), Alpukat (300 buah) dan Sentul (300 buah). Sampai di dusun Pelitamasa, ds. Kelawis, kec. Orong Telu, kab. Sumbawa pada rabu (25/11).

Semoga penanaman pohon menjadi gerakan penyadaran kepda masyarakat agar tetap mejaga kelestarian hutan, mengingat hutan adalah jantung dari dunia. Asep/red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *