Dr. Aji Dedi: Belajar M-URuP Hadir atas Lunturnya Nilai Kebudayaan dan Ketertinggalan Nilai Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

KORANPENELEH.ID – Belajar M-URuP adalah salah program yang dilaksanakan oleh Yayasan Peneleh Jang Oetama sebagai salah satu aksi nyata untuk membuka ruang pendidikan ke publik dengan seluas-luasnya. 

Hari ini (01/07/2020) belajar M-URuP dibuka dengan Ordik Abdisiswa via Zoom online, kegiatan tersebut di buka langsung oleh Dr. Aji Dedi Mulawarman, dalam sambutannya beliau berharap dengan adanya belajar M-URuP mampu menjadi lampu penerang bagi kegelapan pendidikan Indonesia saat ini. “Hari ini adalah hari pertama untuk kegiatan belajar murup semoga para abdi siswa mampu istiqomah mengikuti kegiatan ini dengan baik dari awal hingga akhir dan mampu menjadi pionir bagi Indonesia yang lebih baik” ungkap Dr. Aji Dedi

M-URuP muncul dari perjalanan kaderisasi Peneleh yang dianggap masih melambat. “Ada ribuan aktivis peneleh, namun hanya mendapat asupan nilai kepenelehan yang tidak banyak, hanya yang memiliki kecerdasan hati yang mampu menangkap apa yang diinginkan peneleh” ujarnya

M-URuP muncul sebagai wadah untuk anak bangsa belajar mengaksikan gagasan menuju Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri (Zelfbestuur kata pak Tjokro), “ada dua yang menjadi idiom kita (di Peneleh) yakni zelfbestuur aksi, yakni kemandirian yang harus di aksikan dalam hal membawa negeri untuk memiliki semangat bergerak kreatif, produktif tanpa melupakan jangkar kebudayaan dan semangat obor semangat religiusitas” jelas Dr. Aji Dedi

Disamping itu, Belajar M-URuP  hadir atas kegelisahan Yayasan Peneleh Jang Oetama atas degradasi dan lunturnya nilai kebudayaan dan ketertinggalan nilai Islam dalam sistem pendidikan Nasional saat ini.

“Lunturnya nilai kebudayaan dan sistem pendidikan yang sangat masif utama perguruan i yang hanya dikemas sesuai karakter yang bisa jadi bertentangan dengan nilai yang kita yakini sebagai janji luhur bangsa, jika pancasila sebagai hasil kesepakatan leluhur kita, seharusnya iya masuk dalam sistem pendidikan untu, namun faktanya sistem pendidikan indonesia memiliki paradigma bahwa mahasiswa hanya disiapkan untuk industri sehingga cara pandang pemuda lepas dari apa yang dibayangkan the founding fathers kita”, tandas Ketua pembina Yayasan Rumah Peneleh

:”Belum lagi masalah sekularisasi atau makin tertinggalnya nilai-nilai Islam sedangkan sain dan pendidikan kita semakin bersifat materialistik hingga ukuran keberhasilan seseorang hanya diukur dari kekayaan” tambahnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai research academy sebagai platform yang digunakan dalam proses pembelajaran M-URuP, selain itu pihak yayasan menjelaskan kurikulum pembelajaran kepada abdisiswa, kurikulum tersebut yang akan dijalankan selama proses pembelajaran daring berlangsung

Perkenalan abdisiswa dan abduguru dilanjut dengan doa dan photo bersama menjadi rangkain selanjutnya, kemudian acara ditutup dengan meneriakan jargon zelfbestuur aksi secara bersama. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *