Gerakan Intelektual Pogogul Bahas Konstruksi Peradaban saat New Normal

Buol KORANPENELEH.ID – Konstruksi Peradaban saat pandemi dan new normal menjadi tema hangat pada dialog daring yang di gelar Komunitas Gerakan Intelektual Pogogul (GIP) melalui aplikasi zoom, Rabu (10/6). Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 200 peserta, terbagi dari zoom meeting dan streaming  youtube. dari kalangan pemuda daerah,  kesatuan organisasi kepemudaan, pejabat daerah, dan tokoh masyarakat.

Muh. Fadhir A.I. Lamase selaku ketua pelaksana acara tersebut menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan program komunitas dalam menghadapi Covid-19 di Kab. Buol, “Saya berharap dialog produktif seperti ini mampu menjadi arus kebaikan bagi masyarakat Kab. Buol. juga sebagai ruang bertemunya ide antar masyarakat dari seluruh kalangan. sehingga mampu menyusun langkah cerdas dalam menghadapi Covid-19”. Ujarnya.

Dilanjutkan paparan keynote speech oleh dr. H. Amirudin Rauf, Sp. OG, M. Si. (Bupati Kab. Buol). Pada kesempatan tersebut, dr. H. Amirudin Rauf, Sp. OG, M. Si. memaparkan tentang kondisi penanganan Covid-19 di Kab. Buol. dari kesehatan hingga ketahanan pangan.

Bupati Buol menyampaikan tentang langkah cepat tanggap dalam menekan Covid-19, aspek kesehatan, dengan menjangkau lebih jauh pada tracking orang dalam resiko (ORD). seperti yang diketahui langkah ini menjangkau orang orang yang memiliki riwayat, karena baru atau pernah bepergian dari Negara atau Wilayah yang terjangkau corona atau berhubungan dengan PDP tapi belum menunjukkan tanda gejala gangguan fisik, Ujarnya

“Kami pun menyiapkan ketahanan pangan dengan intensifikasi untuk mempercepat peningkatan produksi pangan. lahan yang bisa di gunakan Sawah 6.000 Ha, Beras jagung 15.000 Ha. pun dengan makanan tradisional seperti sagu. juga pada ketersediaan minyak goreng dari kelapa. sehingga Kab. Buol tetap aman dalam pangan saat pandemi”, tuturnya.

Bupati Buol menuturkan mendesain dua program inovasinya. pertama, dari “one man one cow” dengan tujuan kabupaten mampu menjadi lumbung daging nasional. Kedua, sistem transaksi pasar tradisional aman. Bupati meyakini dengan penuh bahwa semua kekayaan sumber daya Alam di Daerah ialah dari rakyat dan untuk rakyat. bahkan di sela pemaparan beliau mengatakan, “perusahaan sawit yang akan masuk lagi juga kami tolak”. jelasnya.

Dilanjutkan dengan pemaparan narasumber oleh Dr. Aji Dedi Mulawarman (Ketua Yayasan Rumah Peneleh, Peneliti senior Peneleh Research Institute, Dosen Magister FEB Univ. Brawijaya).  Dr. Aji Dedi Mulawarman memaparkan topik Geo (Politik Ekonomi) Global: Indonesia mau kemana? hal ini mengupas tentang realitas covid-19 secara Global, Nasional hingga Daerah. berdasarkan 3 kemungkinan skenario yang akan dihadapi. pertama, lolosnya Indonesia berdasarkan kurva normal. kedua, konflik multidimensi meluap karena tak terselesaikan dampak Covid-19.  ketiga, kehancuran negara-negara dalam skala Global.

Skenario kedua pun mulai terlihat, setelah melihat kasus di berbagai Negara. seperti konflik ras di AS,  gelombang demo di hongkong, pertarungan batas wilayah antara India dan Nepal, India dan Cina. ditambah dengan kabar terbunuhnya tokoh Al-Qaeda.

Itulah pertarungan Global yang terbagi dalam dua corak Peradaban . yakni  Peradaban Barat dan Jalur sutra baru. sehingga Indonesia ditengah ayunan peradaban tadi.  pada sesi ini Dr. Aji Dedi menekankan perlunya disusun pola penanganan di tengah ambiguitas Negeri. dengan Desain strategis, yakni bergerak secara  dinamis: terstruktur dan antisipatif. dari Institusional Drift menuju Cultural Drift (baca : koran Peneleh)

Karena pada dasarnya kekuatan cultural drift menjadi perubahan sekaligus sebagai pemicu munculnya Negeri dan pemimpin yang memiliki moralitas peradaban. Cultural drift yang menjadi bagian besar desain kebudayaan  melalui dua agenda penting, yaitu Tazkiyah dan Zelfbestuur.

Selanjutnya Dr. Aji Dedi Mulawarman memberikan paparan aksi konkrit untuk perubahan. bahwa masyarakat bukan mengkritik atas kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan. tapi harus bergerak secara mandiri melalui konsolidasi umat lewat hijrah untuk negeri. yakni Hijrah kebudayaan beragama (desain Ideologis), Hijrah Syura dan Hijrah Ekonomi berbagi  (desain Konstruktif). sehingga bangsa ini mampu mandiri dan menjadi peradaban bersaudaraan dan ber kesetiakawanan menuju khoiru ummah.

Dialog daring itu pun diakhiri dengan sesi diskusi bersama peserta. Salah satu agenda diskusi adalah penguatan pangan berbasis kebijakan dan kearifan lokal serta pengutamaan pendidikan dan literasi.

——————————————————–

Jurnalis: Fadir

Editor: Jahe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *