Oleh: Dr. Aji Dedi Mulawarman (Ketua Yayasan Rumah Peneleh, Dosen UB Malang)
Beberapa hari menjelang Idul Fitri, di penghujung puasa ramadhan selama apa yang dikatakan work from home, social distancing, physical distancing, herd immunity, dan entah apalagi istilah yang keluar dari para pemimpin negeri ini dalam menangani COVID-19 saya lagi ngamati film yang katanya fenomenal, serial Fast and Furious. Entah apa memang itu yang juga jadi gaya pemimpin kita apa ya? Gaya Paul Walker dan Dominic di tengah kekacauan global bernama pandemic virus yang tak berujung itu?
Kok kayaknya Fast and Furious itu mirip seperti laga balapannya para pemimpin yang bertarung atas kuasanya, saling ejek, saling menyalip, senggol sana, ledakin sini, curi informasi sana, PSBB sini, tanpa koordinasi yang jelas. Sama saja itu di Indonesia, Jawa TImur, Jawa Tengah, DKI, Sulsel, dan banyak kota lainnya dengan negeri-negeri lainnya di dunia. Rakyat yang dikorbankan.
Negara-negara di dunia juga punya mentalitas yang sama, mental dengan moral acak yang tak jelas. Belum lagi pemimpin dan atau mantan pemimpinnya yang sudah uzur ngomyang sana sini, belum lagi tokoh yang katanya dengan uang bejibun akan menyelesaikan masalah vaksinnya.
Sedang yang jelas-jelas cerdas luar biasa dan berani nantang WHO beberapa tahun lalu dengan pikiran dan analisis jernih tetap saja dikerangkeng di penjara. Sepertinya negeri kita dan banyak pemimpin di dunia ini seperti gaya yang saya sedang amati tingkah polahnya, Dominic dan Paul Walker dalam adegan serial Fast and Furious yang membuat Universal Pictures mendapatkan duit berlimpah lebih dari 5 miliar dolar (https://en.wikipedia.org/wiki/Fast_%26_Furious).
Rasa-rasanya ngomongin Pancasila, akhlak dan atau moralitas agama manapun sudah lewat, karena dapat kita lihat serial film tersebut tak kunjung selesai pula. Tahun 2019 saja dengan dimulainya serial ke 8 dipelototin hingga 2,5 juta, penonton rela mengeluarkan koceknya hingga 180 juta dolar di 4253 bioskop hingga 63 negara se dunia, termasuk di Indonesia tentunya (https://tirto.id/fast-furious-hobbs-shaw-puncaki-box-office-dengan-180-juta-efC8).
Dan, Indonesia memuncaki penonton di seluruh Asia mengalahkan India dan Jepang. Amazing. Raupan keuntungan dengan kocokan moralitas yang gak jelas lagi itu akan diteruskan tahun 2020 dan 2021 melalui serial yang ke 9 dan 10 (https://www.liputan6.com/showbiz/read/4029667/pekan-pertama-pendapatan-film-hobbs-and-shaw-di-indonesia-tertinggi-se-asia).
Selamat datang di era Maling Cluring abad Homo Deus, dengan kecanggihan teknologi dan limpahan uang tanpa moral yang jelas itu, menjadilah tuhan-tuhan di dunia ala Dominic dan Paul Walker sejati.
Jadi, bagaimana kita mau move on dengan karakter negeri kita sendiri? Dengan ingatan-ingatan lama seperti moral anak negeri atau adab sebelum ilmu yang sudah berumur 1400 tahun diajarkan Kanjeng Rasulullah, Muhammad SAW “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia?” Atau bahkan semua nabi, orang-orang puncak dengan kebaikan seperti Buddha misalnya yang mengatakan: “Seperti harta karun yang belum ditemukan, kebaikan muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan damai.”
Wong Raden Syahid saja, si anak adipati Tuban yang awalnya jadi Maling Cluring, macam Robin Hood di Inggris itu, ngambilin duit para koruptor dan saudagar jahat di kadipaten itu akhirnya berputar 360 derajat. Muncullah Sunan Kalijogo setelah berguru pada Sunan Bonang demi mencapai derajat kemuliaan dan kesucian.
Apakah kita memang mau mengambil hikmah terbaik dari film kayak model Paul Walker yang akhirnya mati tanpa jelas waktu itu sudah tobat atau belum di tengah kegantengan dan yang katanya hati mulia pada Sabtu 30 November 2013. Walker bersama kawannya, Roger Rodas menaiki Porsche Carrera GT 2005 berharga US$ 359 ribu atau setara 5,4 miliar rupiah dengan kecepatan tinggi setelah mengikuti acara amal Reach Out Worldwide. Acara itu untuk mengumpulkan dana korban bencana Topan Haiyan di Filipina dan tornado di Indiana (https://www.liputan6.com/global/read/2639293/5-fakta-paul-walker-dan-porsche-dalam-kecelakaan-maut-2013).
Semoga kita memang masih punya akhlak dan moral suci, sebagaimana cita-cita mulai manusia sejak ribuan tahun lalu, sebagaimana tujuan menempuh kesabaran dan kemuliaan melalui ibadah Ramadhan, menjadi Fitri kembali, menjadi Suci kembali…
Selamat Idul Fitri, 1441 H… stay at home and be kindness with Goddess Values