Kita mencintai bangsa kita dengan ajaran agama kita, kita berusaha sepenuhnya untuk menyatukan seluruh atau sebagian besar bangsa kita. Kita mencintai negeri yang telah menyaksikan kelahiran kita, dan kita mencintai pemerintah yang melindungi kita. Maka dari itu, kita pun tidak segan-segan untuk meminta perhatiannya terhadap apa yang kita anggap baik dan meminta segala sesuatu yang kita anggap dapat memperbaiki bangsa kita, tanah air kita dan pemerintah kita. (HOS. Tjokroaminoto)
Physical distancing menjadi jeda untuk manusia memikirkan masa depan peradaban dunia, terutama nasib manusia di tengah pandemi. Peradaban Timur dan Barat sudah hampir kalah, sains dan teknologi sekuler sudah di ambang kematian, bisa jadi saat ini menjadi tepat untuk kita mengkonstruksi peradaban ideal berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.
Jika ditarik dari awal, sejarah peradaban besar bernama Indonesia tidak lepas dari peran kaum muda/mahasiswa. Tahun 1945 kaum muda menculik dan mendesak Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tahun 1998 mahasiswa berkumpul dan bersatu untuk menyudahi rezim Soeharto yang otoriter. Lantas ketika dunia hari ini sedang dilanda bencana berupa virus Covid-19, lalu yang menjadi soal adalah kemana gerakan Mahasiswa, yang saban hari mendaku diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rakyat?
Hingga dalam keadaan krisis multidimensi akibat Covid-19 ini, rakyat menunggu aksi cerdas kaum muda, terlebih yang sudah beridentitas aktivis gerakan mahasiswa. Maka sangat penting, untuk memeriksai kembali gerakan Mahasiswa di tengah virus Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global. Memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan dan Physical distancing untuk konsolidasi dan konstruksi gagasan dan gerakan dalam penanggulangan Covid-19 dan paling penting yakni memikirkan masa depan peradaban besar bernama Indonesia.
Berangkat dari narasi diatas, maka aktivis Peneleh bersama 6 OKP (HMI MPO, SEMMI, GMKI, PMII, KAMMI, KMHDI) melaksanakan “Diskusi Online Lintas Gerakan Mahasiswa” pada tanggal 5 Mei 2020 dan memutuskan EMPAT poin yang tertuang dalam NKK-GMSI:
Nota Kesepahaman Konsolidasi Gerakan Mahasiswa Seluruh Indonesia
(NKK-GMSI)
Pada hari ini Gerakan Mahasiswa Seluruh Indonesia bersepakat untuk:
- Menyatukan langkah di bawah payung persaudaraan.
- Menyatukan gerakan konsolidasi melawan pandemi Covid-19.
- Merancang agenda strategis dan taktis bersama untuk masa depan negeri yang lebih baik dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Melakukan kritik konstruktif seluruh kebijakan negara atas dasar kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia, 05 Mei 2020