Surabaya KORANPENELEH.ID – Minggus (03/05)Aktivis Peneleh Surabaya melakukan kajian online seri satu, hadir Nashruddin Latif sebagai pematik dalam acara yang mengambil tema “Memilih Jeda Sejenak”. Merupakan hikmah dari kondisi sosial saat ini. Pandemi tentu suatu peristiwa yang banyak menyerang dan berakibat pada berbagai sektor masyarakat. Baik pendidikan, agama, ekonomi dan lain sebagainya. Namun sebenarnya, kondisi ini mengharuskan kita ‘jeda sejenak.’ ‘Jeda Sejenak’ merupakan makna lain dari sabar. Kita harus bersabar sejenak dan memilihnya sebagai jalan yang terbaik merespon kondisi saat ini. Terinspirasi dari suatu kisah dalam Alquran, Nabi Sulaiman beserta balatentara yang bertemu balatentara semut di sebuat lembah. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman dengan segalanya tesebut bepergian ke suatu tempat. Namun di tengah jalan, bertemu lembah yang berisikan semut. Alih-alih Nabi Sulaiman melewati lembah itu, Nabi Sulaiman memilih untuk memutar. Karena Nabi Sulaiman dikarunai mukjizat dapat berbicara dengan hewan, sehingga Nabi Sulaiman dengan digdayanya memilih tidak membahayakan semut.
Tidak hanya soal kesabaran akan suatu peristiwa, social-view juga diperlukan untuk merespon keadaan sosial. Tidak diharapkan melihat secara ‘lahiriyah’ saja. Namun diharapkan lebih melihat pada sisi ‘bathiniyah/rohaniyah’ atau esensi. Penglihatan secara esensi ini dapat dilakukan dengan ‘jeda sejanak’ yang meliputi pembersihan jiwa dan penggunakan akal. Sebagaimana Rumi mengatakan bahwa segala yang tampak bukan lah hakikat. Maka dibutuhkan penglihatan secara ‘bathiniyah’ atau esensi untuk merespon kondisi sosial agar terhindar dari ‘judgement’ yang sifatnya sumbu pendek.
Al-Ghazali, seorang ilmuan Islam fenomenal sepanjang sejarah. Setiap kali Al-Ghazali selesai menuliskan suatu karya, Al-Ghazali tidak buru-buru untuk publikasi. Al-Ghazali lebih memilih berisitkharah atas karyanya. Apabila baik maka ia publikasi. Hal seperti ini merupakan contoh dari penggunaan ruhaniyah atas suatu kondisi sosial. Analogi lain, yakni teh. Apabila ada suatu minuman teh, maka kita perlu melihat lebih dalam lagi. Minuman ini bila dilihat secara lahiriyah, merupakan teh. Berbeda dengan melihat secara bathiniyah, ini bukan sekedar teh, namun lebih dari itu merupakan seuatu yang dapat melepaskan dahaga. Hemat kata, ‘Memilih Jeda Sejenak’ merupakan respon terbaik untuk kondisi sosial di masa pandemi ini. Allah pasti memberikan hikmah atas semua ini.
Penulis: Aktivis Peneleh Surabaya
Editor: Tim koranpeneleh.id