Ghafil, Kafir, dan Aqil

Oleh: Asep Hamami

Bismillahirrahmaanirrahiim ….

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Qaal Al imam ahmad Ibnu Atho’illah:

Bermula orang yang ghofil. Bilamana berpagi pagi dia berpikir (merencakan) apa yang akan dikerjakan, apa yang akan saya perbuat. Dan Bermula orang yang aqil (orang yang berakal). Berpagi pagi dia berpikiran Apa yang akan Allah perbuat hari ini untuk ku ..?

Bermula arti Ghafil Itu tidak menggunakan akal untuk mencari yang benar, yang digunakannya perasaan dan mengikut akan hawa nafsu.

Orang yang ghafil ini, dia akan memiliki kemampuan untuk melakukan atau merencakan akan sesuatu, Lupa akan Allah lah yang memberikan segala sesuatu.

Bila mana dia mempercayakan sesuai dengan apa yang diinginkannya, maka dia senang dengan dia akan melupakan Allah yang sudah mempercayakan padanya dan Allah lah yang menakdirkan dia dapat membantu demikian, dan mendukung dia mendapatkan apa yang dikehendakinya atau yang diinginkannya, maka dia akan marah, dan marah orang lain.

Jika demikian, maka dia akan diusir dari khidrat Allah. Lain hal orang kafir, .. Orang kafir itu orang yang tidak masuk akal.

Di dalam tafsir al qurtubilukan: bermula orang kafir itu tidak memiliki akal, jika seandainya dia memiliki akal, maka niscaya dia akan beriman kepada Allah.

Orang yang berakal (aqil), dia menganggap setiap perkara telah ditentukan oleh Allah. Bagaimana dia berpagi sambil memikirkan apa yang akan dilakukan Allah hari ini, maka dia tidak terkejut dengan apa yang akan menimpa bagi dia. Karena dia yakin semua ini berasal dari Allah, dan Allah maha tahu apa yang terbaik yang diterima.

Jika yang datang itu kabar gembira, maka dia akan bersyukur. Kembali Jika yang datang itu adalah perkara musibah Maka dia akan sabar.

WAllahu ya’lamu Waa antum laa ta’lamuun Allah maha tahu yang terbaik untuk kalian. Dan kalian tidak tahu.

WAllahu subhanahu wata’ala a’lam.

11-04-2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *