Antisipasi Dampak Covid-19, Pemuda Sumenep Konsolidasi Kekuatan

KORANPENELEH.ID Sumenep – Wabah virus Covid-19 ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif dari segi ekonomi dan kesehatan. Jika ditelisik lebih dalam, beberapa sisi kehidupan kita ternyata nampak dampak pisitifnya. Salah satunya adalah pada sisi kebudayaan. Hal ini terlihat dari berbagai gerakan yang inisiasinya muncul sejak wabah ini mulai memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan setiap orang. Seperti yang dilakukan Syaiful Bahri, salah satu Pengurus Aktivis Peneleh Sumenep, konsolidasi bersama komunitas, masyarakat, dan lembaga setempat.

Pengurus Aktivis Peneleh sumenep lain juga banyak tergabung dalam komonitas pengendali Covid-19 di desa atau RT, bahkan di pulau masing-masing. Di tingkat RT, misalnya melalui kumpulan Yasinan dengan memanfaatkan kas kumpulan Yasinan dan donatur lain.

Setiap komunitas masyarakat yang punya keragaman budaya menjadi salah satu kekuatan untuk menghadapi dampak negatif virus ini. Dalam masyarakat akar rumput dikenal gotong royong, ada yang mengenal jimpitan, dan budaya lain yang memiliki karakter kebersamaan dan solidaritas dalam menanggung beban masalah bersama.

Di pulau Raas, salah satu pulau dari gugusan pulau di sebelum timur Pulau Madura, anak-anak muda perantauan berhasil berkonsolidasi untuk membuat gerakan bersama. Berawal dari Grup WA GPMR (Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Raas) yang mendiskusikan Tentang Covid-19 dan dampaknya, gerakan penyemprotan desinfektan dan pemeriksaan kesehatan di pelabuhan yang bekerjasama dengan Dishub dan Dinas Kesehatan Pulau Raas dimulai.

Gerakan penyemprotan ini di latari kondisi masyarakat Pulau Raas yang banyak merantau ke Bali dan Jakarta (yang masuk dalam Zona Merah), yang biasanya pada bulan Sya’ban mulai pulang untuk berpuasa bareng dengan keluarga di Pulau Raas. Arus mudik masyarakatnya ini menimbulkan kekhawatiran GPMR.

Sebab, arus mudik ini tidak mungkin bisa dihalangi oleh siapapun. Buktinya, mulai pertengahan Maret sudah banyak masyarakat rantau berdatangan, sehingga GPMR spakat paling tidak ada aksi bagaimana menyikapi kondisi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *